SMRC: Dunia Islam Cenderung Negatif terhadap Demokrasi, Tapi Tidak di Indonesia
Dari 187 negara di dunia, terdapat pola linear bahwa semakin banyak proporsi penduduk Muslim, maka tingkat kebebasannya semakin rendah.
Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
Namun demikian, ada penguatan dukungan dari kalangan yang pro-Islam pada demokrasi.
"Saya selama ini bertanya-tanya, apakah Pancasila itu cukup bisa menjadi dasar untuk demokrasi atau tidak? Sejauh ini lumayan, orang-orang yang memilih demokrasi dari kalangan yang pro-Pancasila sebagai dasar negara cukup besar," tambahnya.
Baca juga: SMRC: PDIP Cenderung Berkoalisi dengan Tokoh NU di Pilpres, Mungkin akan Berlanjut di 2024
Data ini, menurut Saiful, mengkonfirmasi data global bahwa aspek Islam negatif pada demokrasi. Di tingkat mikro, Indonesia, juga demikian.
Secara global dan lokal, ada konsistensi efek agama pada kinerja atau preferensi pada demokrasi.
Saiful berharap ke depan preferensi pada demokrasi akan semakin kuat pada dua kelompok sosial itu.
"Apapun agamanya mestinya demokrasi sama-sama kuat diterima sebagai sistem politik terbaik untuk sebuah negara," kata dia.
Saiful menutup diskusi dengan penjelasan bahwa topik Bedah Politik kali ini terkait dengan peringatan 24 tahun demokrasi Indonesia.
"Diskusi kita tentang demokrasi ini untuk memperingati hampir seperempat abad demokrasi Indonesia yang dimulai pada bulan Mei 1998," ujar dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.