SMRC: Dunia Islam Cenderung Negatif terhadap Demokrasi, Tapi Tidak di Indonesia
Dari 187 negara di dunia, terdapat pola linear bahwa semakin banyak proporsi penduduk Muslim, maka tingkat kebebasannya semakin rendah.
Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat dunia Islam cenderung negatif kepada demokrasi, tetapi Indonesia menunjukkan kecenderungan yang berbeda.
Dalam presentasinya, pendiri SMRC Saiful Mujani menunjukkan data yang dihimpun dari Freedom House dan World Population Review.
Tercatat, dari 187 negara di dunia, terdapat pola linear bahwa semakin banyak proporsi penduduk Muslim di sebuah negara, maka tingkat kebebasannya semakin rendah.
Saiful mengatakan yang menarik adalah bahwa Indonesia outlier, keluar dari pola umum ini. Pola umumnya adalah Islam berhubungan negatif dengan demokrasi, tapi Indonesia tidak.
Indonesia berpenduduk 87 persen muslim. Tapi demokrasinya relatif baik dibanding dengan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim yang lain di mana dukungan pada demokrasinya rendah.
"Skor kebebasan Indonesia sekarang 60. Diharapkan menjadi sekitar 80 di masa mendatang kalau tidak terjadi pemburukan demokrasi di Indonesia," kata Guru Besar Ilmu Politik UIN Jakarta itu dalam kanal Youtube SMRC TV, Jumat (27/5/2022).
Baca juga: Catatan 24 Tahun Reformasi, SMRC: Kebebasan Sipil di Indonesia Memburuk
Saiful menegaskan walaupun ada trend penurunan demokrasi, tapi dibanding negara-negara berpenduduk Muslim lain, Indonesia paling maju.
"Karena itu, kalau dikatakan bahwa Indonesia sebagai model demokrasi di negara-negara berpenduduk Muslim, itu ada alasannya," kata dia.
Lebih lanjut, Saiful menyatakan bahwa secara umum, data di atas mengkonfirmasi pandangan yang menyatakan Islam tidak bersahabat dengan demokrasi.
"Ini bisa dilihat pada negara-negara Muslim di Timur Tengah. Juga bisa dilihat pada Turki yang sebelumnya memiliki sistem demokrasi yang bagus, sekarang mulai rusak. Tunisia pernah mengalami demokrasi yang cukup baik, bahkan lebih baik dari Indonesia, tapi belakangan juga rusak. Harapannya tinggal Indonesia," kata Saiful.
Dalam kasus Indonesia, Saiful menjelaskan bahwa ada kecenderungan orang Islam lebih kurang mendukung demokrasi dibanding orang Katolik dan Protestan.
Ini berdasarkan data survei yang dilakukan oleh SMRC dalam 10 tahun terakhir tentang preferensi pada demokrasi menurut agama.
Senada dengan itu, data survei ini juga menunjukkan warga yang pro-Pancasila lebih kuat dukungannya pada demokrasi dibanding dengan yang pro-Islam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.