Luncurkan Ship Simulator Buatan Vokasi, Kemendikbudristek: Kurangi Ketergantungan Impor
Alat simulasi kemudi kapal digital ini dibangun atas kerja sama BBPPMPV-BMTI dengan sejumlah SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek melalui Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV-BMTI) meluncurkan ship simulator buatan dalam negeri.
Alat simulasi kemudi kapal digital ini dibangun atas kerja sama BBPPMPV-BMTI dengan sejumlah SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan selama ini, Indonesia selalu mengimpor ship simulator atau alat simulasi kemudi kapal digital.
Dirinya berharap satuan pendidikan vokasi bidang pelayaran atau kelautan dapat menggunakan ship simulator karya anak bangsa.
“Alhamdulillah, akhirnya Indonesia memiliki alat simulasi kemudi kapal sendiri yang dibangun atas kerja sama SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi yang lebih murah dibandingkan harus impor dari luar negeri,” ujar Wikan melalui keterangan tertulis, Jumat (27/5/2022).
Baca juga: Calon Peserta Didik Vokasi Kemenperin Diingatkan untuk Ikuti Tes Tertulis Online, 25 dan 27 Mei
Wikan mengakui sebelumnya simulator kapal atau ship simulator diimpor dengan harga belasan miliar bahkan puluhan miliar.
Menurutnya, untuk harga ship simulator impor tersebut dinilai cukup tinggi ketimbang produksi karya vokasi.
“Akhirnya kini ship simulator buatan dalam negeri kita ini dengan kinerja dan kualitas yang enggak kalah harganya lebih murah 50 persennya,” kata Wikan.
Namun dengan semangat link and match Merdeka Belajar dengan Kurikulum Merdeka, para pelajar dan mahasiswa vokasi berhasil melakukan riset berbasis produk yang bisa digunakan di pasar.
"Ini adalah bukti keberhasilan dunia vokasi. Dengan semangat Merdeka Belajar, kita berhasil melakukan riset vokasi yang menghasilkan produk dan dapat dihilirkan ke masyarakat. Inilah budaya riset vokasi,” tutur Wikan.
Menurut Wikan ada yang salah dengan riset jika hasilnya tidak meluncur hingga ke pasar. Sehingga dirinya meminta agar hasil riset dapat masuk ke pasaran.
Ship simulator buatan anak bangsa ini dikembangkan bersama lebih dari 30 SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi. Selain itu, ship simulator ini telah masuk dalam e-katalog nasional.