Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Itu Turbulensi? Simak Pengertian Turbulensi, Penyebab, Jenis, dan Dampaknya Terhadap Pesawat

Apa itu Turbulensi? Simak Pengertian Turbulensi, Penyebab, Jenis dan Dampaknya terhadap Pesawat. Turbulensi dapat sebabkan kerusakan struktural.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Apa Itu Turbulensi? Simak Pengertian Turbulensi, Penyebab, Jenis, dan Dampaknya Terhadap Pesawat
Freepik
turbulensi pesawat - Apa itu Turbulensi? Simak Pengertian Turbulensi, Penyebab, Jenis dan Dampaknya terhadap Pesawat. Turbulensi dapat sebabkan kerusakan struktural. 

TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini beredar potongan video di media sosial yang menunjukkan suasana kabin pesawat Garuda saat mengalami turbulensi.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menjelaskan kronologi terkait video tersebut.

"Dapat kami sampaikan bahwa kejadian tersebut terjadi di penerbangan GA 608 Rute Makassar-Palu pada tanggal 29 Mei 2022," kata Irfan, Rabu (1/6/2022).

Menurut Irfan, saat pesawat akan mendarat di Palu terdapat angin kencang, sehingga pilot memutuskan naik kembali tetapi masuk daerah berawan, sehingga terjadi turbulensi.

"Penumpang aman, pilot kami sangat terlatih menangani situasi seperti itu yang tidak terhindarkan," ujar Irfan, seperti diberitakan Tribunnews.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat ke Singapura Naik Gila-gilaan, Ini Pemicunya Menurut Astindo

Kronologi Terjadinya Turbulensi

Ia menjelaskan, penerbangan GA 608 sebelumnya terjadwal akan mendarat pada pukul 14.50 WITA di Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu, sebelumnya lepas landas dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar pada pukul 13.30 waktu setempat.

Berita Rekomendasi

Namun, dikarenakan faktor cuaca buruk, yaitu adanya perubahan mendadak kecepatan arah angin yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan penerbangan sesaat sebelum pesawat mendarat, maka Pilot in Command (PIC) melakukan tindakan antisipatif melalui prosedur Go Around.

Prosedur Go Around yaitu, kembali melakukan penyesuaian ketinggian pesawat pada ketinggian tertentu, untuk memastikan kondisi cuaca dalam keadaan kondusif untuk kembali mendarat.

"Setelah melakukan prosedur Go Around dan sempat mengalami turbulensi beberapa waktu akibat cuaca buruk tersebut, penerbangan GA 608 berhasil mendarat dengan lancar dan selamat pada pukul 15.15 WITA, di mana seluruh penumpang melakukan proses disembark dengan normal," paparnya.

Terkait kejadian tersebut, apa itu turbulensi?

Baca juga: Berita Foto : Evakuasi Korban Pesawat Jatuh di Nepal

Apa Itu Turbulensi?

Turbulensi adalah saat pesawat terguncang karena perubahan kecepatan udara yang terjadi dalam waktu singkat.
Turbulensi adalah saat pesawat terguncang karena perubahan kecepatan udara yang terjadi dalam waktu singkat. (rt.com)

Turbulensi adalah gerakan udara yang tidak teratur yang dihasilkan dari pusaran dan arus vertikal.

Kondisi turbulensi yang cukup parah dapat menyebabkan pesawat di luar kendali untuk sementara atau menyebabkan kerusakan struktural, dikutip dari Weather.

Turbulensi dikaitkan dengan front, geser angin, badai, dll.

Udara yang tidak teratur dapat terjadi di mana -mana, dari permukaan tanah hingga ketinggian yang jauh di atas.

Namun, turbulensi paling umum disebabkan oleh gunung, aliran jet, dan badai.

Sama seperti gelombang laut pecah di pantai, udara juga membentuk gelombang saat bertemu pegunungan.

Menurut National Geographic, udara tertentu dapat lewat di pegunungan dengan lancar, namun beberapa massa udara akan berputar-putar secara vertikal di pegunungan itu sendiri, karena tidak ada tempat yang dapat dilewati selain naik.

"Gelombang gunung" ini dapat merambat sebagai osilasi yang lebar dan lembut ke atmosfer, tetapi juga dapat pecah menjadi banyak arus yang penuh gejolak, yang disebut sebagai turbulensi.

Baca juga: Angkut 47 Ribu Jemaah Haji, Garuda Indonesia Siapkan 7 Pesawat Berbadan Lebar

Penyebab Turbulensi

Berikut ini penyebab turbulensi, dikutip dari Weather.

1. Turbulensi Mekanik

Turbulensi Mekanik terjadi karena gesekan antara udara dan tanah, terutama medan yang tidak teratur dan rintangan buatan manusia.

Medan ini dapat menyebabkan pusaran dan menciptakan turbulensi di tingkat yang lebih rendah.

Selain itu, gelombang gunung juga dapat menyebabkan turbulensi.

Gelombang gunung adalah pusaran turbulen yang ditemukan melawan arah angin dari punggung gunung.

Kondisi ini dapat menghasilkan beberapa turbulensi paling parah yang terkait dengan agen mekanis.

2. Turbulensi Termal (Konvektif)

Turbulensi ini dapat terjadi pada hari-hari musim panas yang hangat ketika matahari menyinari permukaan bumi secara tidak merata.

Permukaan tertentu, seperti tanah tandus, daerah berbatu dan berpasir, dipanaskan lebih cepat daripada bidang yang tertutup rumput dan jauh lebih cepat daripada air.

Sehingga, arus konvektif terisolasi bergerak dengan naiknya udara hangat dan turunnya udara yang lebih dingin, yang bertanggung jawab atas kondisi bergelombang saat pesawat terbang masuk dan keluar darinya.

Turbulensi ini meluas akan memanjang dari permukaan hingga puncak awan jika ada awan kumulus atau cumulonimbus yang menjulang tinggi.

3. Turbulensi Frontal

Pengangkatan udara hangat oleh permukaan frontal yang miring dan gesekan antara dua massa udara yang berlawanan menghasilkan turbulensi di zona frontal.

Turbulensi ini paling terlihat ketika udara hangat lembab dan tidak stabil dan akan sangat parah jika terjadi badai petir.

4. Geseran Angin

Geseran Angin atau Wind shear adalah perubahan arah angin dan/atau kecepatan angin pada jarak horizontal atau vertikal tertentu.

Baca juga: Pesawat Garuda Indonesia Rute Makassar-Palu Alami Turbulensi Hebat, Ini Kata Manajemen

Jenis Turbulensi Berdasarkan Intensitas

Dalam pelaporan turbulensi, biasanya digolongkan sebagai ringan, sedang, berat atau ekstrim.

Berikut ini rinciannya:

Turbulensi ringan

Turbulensi ringan yang berlangsung sementara dapat menyebabkan sedikit perubahan ketinggian dan sedikit bergelombang.

Penumpang pesawat mungkin merasakan sedikit ketegangan pada sabuk pengaman mereka.

Turbulensi sedang

Turbulensi sedang mirip dengan turbulensi ringan tetapi agak lebih intens.

Meski tergolong sedang, turbulensi ini dapat menyebabkan seorang pilot kehilangan sedikit kendali atas pesawat.

Perubahan ketinggian dan/atau sikap pesawat dapat terjadi karena pengaruh turbulensi sedang.

Penumpang akan merasakan ketegangan yang kuat pada sabuk pengaman mereka dan benda-benda yang tidak aman akan jatuh.

Turbulensi parah

Turbulensi yang parah dapat menyebabkan perubahan besar dan mendadak pada ketinggian.

Biasanya, Turbulensi ini terjadi ketika ada perubahan kecepatan udara yang cepat.

Pesawat mungkin sebentar lagi lepas kendali.

Penumpang pesawat akan merasakan tekanan yang sangat kuat pada sabuk pengaman mereka.

Turbulensi Ekstrem

Dalam turbulensi ekstrem, pesawat terlempar dengan keras dan tidak mungkin dikendalikan.

Turbulensi parah dapat menyebabkan kerusakan struktural.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti/Seno Tri Sulistiyono)

Artikel lain terkait Kecelakaan Pesawat

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas