Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peringati 33 Tahun Tragedi Tiananmen, Massa Mahasiswa Demo di Depan Kedubes China

China masih menutupi tragedi Tiananmen meski dokumentasi beredar luas di media sosial. Massa pun menuntut negara dunia termasuk Indonesia.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Peringati 33 Tahun Tragedi Tiananmen, Massa Mahasiswa Demo di Depan Kedubes China
Tribunnews.com/Danang
Demonstrasi Mahasiswa di depan Kedubes Republik Rakyat China, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (3/6/2022). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan mahasiswa berbagai universitas yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Rakyat China, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Jumat (3/6/2022).

Massa mahasiswa meminta pemerintah Tiongkok bertanggung jawab atas tewasnya ribuan mahasiswa dalam tragedi berdarah Tiananmen yang terjadi 4 Juni 1989 silam di China.

Koordinator aksi, AA Dawan mengatakan otoritas China harus bertanggung jawab terkait tewasnya mahasiswa di China saat unjuk rasa di Lapangan Tiananmen.

"Ribuan rekan-rekan kami, mahasiswa di China yang menyuarakan keinginan rakyat agar reformasi segera dilakukan Tiongkok, tewas diberondong peluru tajam pasukan militer," kata Dawan kepada wartawan, Jumat.

Baca juga: Tengah Malam, Universitas Hong Kong Singkirkan Patung Tiananmen

Dari berbagai berita dan video peristiwa tersebut, AMI menyebut menemukan bukti tindak kekerasan yang dilakukan militer China kepada para mahasiswa.

Namun China masih menutupi tragedi Tiananmen meski dokumentasi beredar luas di media sosial. Massa pun menuntut negara dunia termasuk Indonesia.

Berita Rekomendasi

Dalam aksi tersebut, massa juga membawa dua spanduk berisi tuntutan, dan menggelar teatrikal suasana tragedi Tiananmen, serta kekejaman Tiongkok terhadap jutaan muslim Uighur, yang terjadi di wilayah Xinjiang China.

"Pemerintah China juga harus menghentikan seluruh pelanggaran berat HAM terhadap jutaan Muslim Uighur di Xinjiang, dan mendesak Presiden China di Xi Jinping untuk bertanggung jawab di hadapan Mahkamah Internasional," pungkas Dawan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas