Survei SPIN: Prabowo Jadi Capres Pilihan Milenial karena Dianggap Mampu Hadirkan Lapangan Pekerjaan
Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) merilis hasil surveinya terkait pilihan capres generasi milenial dengan rentang usia 17-39 tahun.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) merilis hasil surveinya terkait pilihan capres generasi milenial dengan rentang usia 17-39 tahun.
Dari temuan survei SPIN, hampir 100 persen Gen Z dan Milenial mengetahui sosok Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sementara sebanyak 89,1 persen mengaku suka terhadap sosok Prabowo Subianto. Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar dan Gubernur DKI Jakarta Anies masih di bawah Prabowo.
"Terkait variabel elektabilitas, basis dukungan terhadap Prabowo di dua generasi ini lebih kuat dibanding calon-calon presiden lainnya yang mungkin akan berkontestasi di Pemilu 2024," kata Direktur SPIN Igor Dirgantara saat memaparkan hasil surveinya secara daring, Senin (6/6/2022).
"Hal ini terlihat dari temuan yang menunjukkan Prabowo masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar generasi Z dan Milenial. Andai Pemilu dilaksanakan hari ini, ada 27,7 persen gen Z dan Y yang memilih Prabowo menjadi Presiden berikutnya. Sementara, baik Ganjar dan Anies masih tetap menguntit masing-masing dengan perolehan 15,5 persen dan 14,1 persen," lanjutnya.
Igor menjelaskan, meskipun Ganjar lebih banyak diketahui oleh dua generasi ini (88,1 % ) daripada Ridwan Kamil (87,7 % ) tetapi likeabilitasnya berada dibawah Ridwan Kamil (70,4 % ).
Hal yang sama terjadi juga pada Airlangga Hartarto dimana popularitasnya berada diatas Khofifah dan Erick Thohir namun likeabilitasnya berada dibawah Khofifah dan Erick Thohir.
Menurut Igor, Gen Z dan Gen Y (Milenial) akan memilih calon Presiden (Capres) 2024 yang bisa menjamin masa depan mereka seperti ketersediaan lapangan pekerjaan.
Baca juga: Saat Prabowo Bantu Megawati Naiki Anak Tangga di Kampus Unhan
Oleh karena itu Pilpres 2024 menjadi ajang penting bagi mereka. Karena kaum milenial butuh pekerjaan dan berharap perekonomian Indonesia membaik. Dalam temuan survei SPIN ini, kaum milenial menilai figur Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dipandang adalah sosok yang dianggap mampu menjawab tantangan tersebut.
"Itu sebabnya dalam survei SPIN ini Prabowo memeroleh dukungan tertinggi dari kalangan Gen Z dan Gen Y," ucap Igor.
Berkaitan dengan pilihan partai politik, pemilih milenial menjatuhkan pilihannya lebih banyak kepada PDIP (19,7 % ); Gerindra (17,9 % ) dan Demokrat (7,4 % ).
Sementara ada beberapa parpol parlemen seperti PPP dan PAN saat survei dilakukan tidak memenuhi ambang batas parlemen. PAN justru perolehannya disalip sementara oleh Perindo yang berhasil mencitrakan sebagai parpol bersih dan transparan.
Selanjutnya Generasi Z dan Milenial ini setuju capres agar tidak banyak pencitraan semata (82,0 % ) ; peduli pelestarian lingkungan (79,1 % ); Capres sehat lebih penting daripada usia (78,8 % ) dan seterusnya. Tak kalah menarik dua generasi mayoritas dalam struktur penduduk Indonesia saat ini ternyata lebih menghendaki Capres berasal dari pemimpin tertinggi Parpol (70,9 % ).
"Semua Gen Z dan Gen Milenial setuju dengan beberapa pernyataan terkait sikap yang sebaiknya dipunyai Capres 2024. Tingkat persetujuan tertinggi 84,1 % dari dua generasi ini adalah capres harus lebih melibatkan generasi muda dalam pembangunan bangsa atau dengan kata lain melibatkan generasi muda dengan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas lagi sesuai dengan karakter dunia mereka," kata Igor.
Survei SPIN dilakukan pada tanggal 11-21 Mei 2022 dengan total jumlah responden 1230. Populasi sasarannya adalah hanya kelompok usia Gen Z dan Gen Y dengan usia minimal 16 tahun dan akan 17 tahun hingga 39 tahun di 2023 nanti.
Baca juga: Prabowo Diyakini Akan Legowo Dukung Anies-AHY di Pilpres 2024
Sebaran sampel tersebar di 34 provinsi, dengan teknik sampel menggunakan multi-stage random sampling pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebesar ± 2,8 persen. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung. Kontrol kualitas 10 persen dari sampel.