Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Raya Galungan 2022, Simak 13 Rangkaian Hari Raya Galungan Umat Hindu dan Maknanya

Hari Raya Galungan 2022, simak 13 rangkaian Hari Raya Galungan Umat Hindu dan makna setiap rangkaian. Galungan tahun ini jatuh pada Rabu, 8 Juni 2022.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
zoom-in Hari Raya Galungan 2022, Simak 13 Rangkaian Hari Raya Galungan Umat Hindu dan Maknanya
Tribun Bali/Rizal Fanany
Umat Hindu melaksanakan persembahyangan Hari Raya Kuningan di Pura Sakenan, Denpasar, Sabtu (5/1/2019). Hari Raya Kuningan merupakan rangkaian dari Hari Raya Galungan yaitu perayaan kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan) yang diperingati dengan melakukan persembahyangan bersama di setiap pura di Bali. 

Sementara Kuningan setiap hari Sabtu pada wuku Kuningan.

Pada hari Jumat Wage Kuningan yang juga disebut hari Penampahan Kuningan.

Baca juga: Apa Itu Pawai Ogoh-ogoh yang Muncul Saat Perayaan Nyepi? Ini Arti dan Maknanya

Rangkaian Hari Raya Galungan

Umat Hindu mengikuti persembahyangan saat merayakan Hari Raya Galungan di Pura Amerta Jati Cinere, Depok, Rabu (14/4/2021). Hari Raya Galungan yang merupakan hari merayakan kemenangan kebaikan (Dharma) melawan kejahatan (Adharma) itu diikuti umat Hindu dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Umat Hindu mengikuti persembahyangan saat merayakan Hari Raya Galungan di Pura Amerta Jati Cinere, Depok, Rabu (14/4/2021).  (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

1. Tumpek Wariga

Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Wariga disebut Tumpek Wariga/Tumpek Bubuh/Tumpek Pengatag/ Tumpek Pengarah.

Tumpek Wariga jatuh 25 hari sebelum Galungan.  

Pada hari Tumpek Wariga, Ista Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa kemakmuran dan keselamatan tumbuh-tumbuhan.

Berita Rekomendasi

Tradisi masyarakat untuk merayakan Tumpek Wariga adalah dengan menghaturkan banten (sesaji) yang berupa Bubuh (bubur) Sumsum yang berwarna.

Pada hari Tumpek Wariga, semua pepohonan akan disirati tirta wangsuhpada/air suci yang dimohonkan di sebuah Pura/Merajan dan diberi banten berupa bubuh disertai canang pesucian, sesayut tanem tuwuh dan diisi sasat.

Setelah selesai kemudian pemilik pohon akan menggetok atau mengelus batang pohon sambil menguacpkan doa.

2. Sugihan Jawa

Sugihan Jawa berasal dari 2 kata, yaitu Sugi (bersih, suci) dan Jawa (luar).

Sehingga, Sugihan Jawa diartikan sebagai hari pembersihan/penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia (Bhuana Agung).

Sugihan Jawa dirayakan setiap hari Kamis Wage wuku Sungsang.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas