Bicara Kepemimpinan, Jenderal Dudung: Jika Ada Pemimpin Coba Ambil Hak Prajurit Pasti Saya Ganti
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menceritakan pengalaman kepemimpinannya di TNI Angkatan Darat.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menceritakan pengalaman kepemimpinannya di TNI Angkatan Darat.
Dari pengalaman tersebut, salah satu nilai yang diyakininya adalah tidak boleh mengambil hak prajurit.
Hal tersebut, kata dia, antara lain dipraktikannya ketika menjabat Gubernur Akmil.
Menurutnya, dengan nilai tersebut bisa memberikan dampak baik kepada kesejahteraan maupun moril taruna dan prajurit yang dipimpinnya.
Dengan mempraktikan dan menunjukkan nilai yang diyakininya tersebut, ia berharap para generasi penerus serta bawahannya juga dapat mempraktikannya.
Begitupun ketika ia menjabat sebagai KSAD.
Ia pun menekankan baik kepada Pangdam, Danrem, Dandim, hingga jajaran bawah untuk menjadi pemimpin yang amanah dan tidak pelit.
Ia pun mengingatkan kepada mereka untuk jangan pernah berpikir ingin memperkaya diri jika menjadi komandan satuan.
Baca juga: Jenderal Dudung Luncurkan Buku yang Ceritakan Jadi Loper Koran Sampai Jenderal Bintang 4
Karena menurutnya, menjadi seorang pemimpin tidak boleh merugikan anak buah.
"Yang saya tekankan betul apabila ada pemimpin yang coba-coba mengambil hak prajuritnya pasti akan saya ganti," kata Dudung saat peluncuran buku berjudul Loper Koran Jadi Jenderal: Seni Memimpin Jenderal TNI Dudung Abdurachman di Mabesad Jakarta pada Jumat (10/6/2022).
Menurut Dudung, hal yang terpenting untuk mencetak pemimpin adalah pembentukan karakter.
Karena nantinya, kata dia, para pemimpin itulah yang akan membawa para bawahannya menuju arah yang ditujunya.
"Untuk mencetak seorang pemimpin itu yang terpenting adalah pembentukan karakter, karena dia nanti akan membawa anak buahnya," kata dia.