Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Laba BUMN Meningkat Dipicu Adanya Perbaikan Tata Kelola Perusahaan Pelat Merah

Dikatakan dosen Ekonomi Bisnis ini, kenaikan laba BUMN di tahun 2021 sangat signifikan dan melampaui pendapatan di tahun-tahun sebelumnya.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Laba BUMN Meningkat Dipicu Adanya Perbaikan Tata Kelola Perusahaan Pelat Merah
net
Ilustrasi laporan keuangan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berhasil meraih laba sebesar Rp 126 triliun atau meningkat sebesar 869 persen sepanjang 2021 yang mana sebelumnya cuma Rp 13 triliun.

Pengamat Ekonomi Unika Atma Jaya Rosdiana Sijabat mengatakan, keberhasilan Kementerian BUMN membekukan laba yang besar tak lepas dari peran Erick Thohir yang memiliki skill leadership yang kuat selaku pimpinan sehingga mampu memperbaiki tata kelola dan kinerja bisnis di perusahan-perusahan di bawah BUMN.

"Dalam pandangan saya, secara keseluruhan BUMN mampu membukukan laba sebesar Rp 126 triliun di 2021 adalah bukti adanya perbaikan tata kelola dan kinerja bisnis, ada leadership yang kuat sehingga mampu menciptakan perbaikan perusahaan-perusahaan pelat merah," kata Rosdiana dalam keterangan yang diterima, Jumat (10/6/2022).

Baca juga: Mengenal TKB, Wawancara, dan MCU dalam Rekrutmen Bersama BUMN, Ini Jadwalnya

Menurut Rosdiana, perjuangan Erick Thohir tidak mudah namun mampu membuktikan kinerja yang bagus ketika banyak pihak yang pesimis terhadap peran perusahan di saat bangsa dihantam pandemi Covid-19.

Dikatakan dosen Ekonomi Bisnis ini, kenaikan laba BUMN di tahun 2021 sangat signifikan dan melampaui pendapatan di tahun-tahun sebelumnya.

"Saya kira kita patut mengapresiasi pencapaian Kementrian BUMN di bawah Erick Thohir ini, di tengah pesimistis terhadap perusahaan-perusahaan BUMN dan juga dampak pandemi yang berimbas ke berbagai sektor termasuk berbagai sektor bisnis BUMN, mampu membukukan laba yang naik tajam dari periode sebelumnya, itu adalah prestasi," ujarnya.

Dijelaskan Rosdiana, capaian yang diraih oleh BUMN saat ini harus dijadikan sebagai momen dalam mengembalikan kepercayaan publik kepada BUMN yang sebelumnya dicap sebagai lahan korupsi dan tidak mampu berbuat banyak saat perusahan-perusahan BUMN mengalami kerugian hingga gulung tikar.

Berita Rekomendasi

"Ini perlu dijadikan momen membangun public trust terhadap BUMN kita untuk kembali meraih esensi bisnis-nya. Sudah terlalu lama kita pesimistis terhadap kemampuan BUMN, dan pesimistis itu sebenarnya beralasan karena banyak perusahaan BUMN merugi," katanya.

"BUMN kita punya beban bisnis dan berbagai beban politik serta regulasi yang rigid menjadi ruang geraknya tidak mudah," lanjutnya.

Capaian BUMN saat ini, kata Rosdiana tidak serta merta menjadikan para pejabat BUMN merasa puas, karena ke depan tantangan BUMN semakin berat lantaran pandemi Covid-19 telah selesai.

Artinya, di tahun depan BUMN harus lebih baik dari tahun ini.

"Namun kita tidak bisa puas begitu saja, selama ini kita sering mempertanyakan kinerja BUMN karena kerap menjadi beban bagi keuangan negara," ucapnya.

Meski meraih laba sebesar Rp 126 triliun, namun Rosdiana menilai BUMN masih membutuhkan dukungan pemerintah lewat Penyertaan Modal Negara (PMN), karena ada beberapa perusahan yang perlu diperkuat akibat merugi saat puncak pandemi kemarin.

“Pemerintah bahkan harus menopang melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Merujuk data dari Kemenkeu, di Desember 2021 masih ada sekitar 40 % kita masih merugi,” ucapnya.

Sebelumnya, Erick Thohir dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI menyampaikan keberhasilan-keberhasilan BUMN sepanjang tahun 2021. Eks Presiden Inter Milan itu memaparkan BUMN mampu meraup laba mencapai Rp 126 triliun.

Laba BUMN tersebut naik hampir sepuluh kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2020, keuntungan bersih perusahaan-perusahaan plat merah ada di angka Rp 13 triliun.

“Alhamdulillah laba 2021 dibandingkan tahun sebelumnya, yang tadinya Rp 13 triliun, sekarang dengan segala efisiensi dan perbaikan model bisnis yang didukung Komisi VI, laba untuk 2021 sebesar Rp 126 triliun. Ini adalah prestasi yang saya rasa luar biasa,” kata Erick.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas