Survei Litbang Kompas Tunjukkan 70 % Responden Khawatir Polarisasi Terjadi Pada Pilpres 2024
Peneliti Litbang Kompas Gianie mengungkapkan mayoritas responden mengkhawatirkan polarisasi terjadi pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Litbang Kompas Gianie mengungkapkan hasil survei Litbang Kompas pada akhir Mei 2022 lalu menunjukkan mayoritas responden mengkhawatirkan polarisasi terjadi pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Gianie sebelumnya menjelaskan survei tersebut beranjak dari pertanyaan mendasar bagaimana membangun kembali keakraban antar anak bangsa mengingat perpecahan atau polarisasi setelah Piplres 2019 masih berlanjut.
Dari pertanyaan tersebut, peneliti kemudian menurunkan ke beberapa pertanyaan untuk mengetahui bagaimana publik melihat kondisi masyarakat yang terbelah saat ini, seberapa mengkhawatirkan, lalu faktor apa yang membuat kondisi keterbelahan itu semakin meruncing atau memanas.
Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui apa dampak polarisasintersebut bagi demokrasi ini dan solusi apa yang bisa diberikan untuk mengurangi polarisasi atau keterbelahan tersebut.
Pertanyaan yang diajukan dalam survei di antaranya adalah menurut Anda saat ini semakin baik atau semakin burukkah hubungan antar dua kubu yang berseberangan politik sejak Pilpres 2019 lalu?
Hasilnya, kata dia, secara umum sebenarnya secara umum porsi yang lebih besar yakni 45 persen responden menyatakan hubungan antar dua kubu sudah semakin baik.
Baca juga: Kamhar Lakumani: Survei Litbang Kompas Tunjukkan Kepemimpinan AHY Membuahkan Hasil
Namun demikian, lanjut dia, masih ada yang mengatakan bahwa hubungan itu semakin buruk yakni 40,3 % .
Tim peneliti kemudian memilah berdasarkan dua pendukung calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2019 lalu yakni Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Berdasarkan survei, kata dia, dari kalangan pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, responden yang menyatakan semakin baik porsinya lebih besar dibandingkan yang disampaikan oleh kelompok Prabowo-Sandiaga Uno.
Sebanyak 47,9 % pendukung Jokowi-Ma'ruf, kata dia, menyatakan sudah semakin baik dan hanya 38,5 % yang menyatakan semakin buruk.
Sementara itu, lanjut dia, 56,7 % pendukung Prabowo-Sandiaga menyatakan hubungan masyarakat yang terbelah tersebut semakin buruk.
Pertanyaan lain yang diajukan dalam survei, lanjut dia, seberapa khawatir bahwa kondisi keterbelahan ini akan berlanjut di pemilu berikutnya?
Hal tersebut disampaikannya dalam Gelora Talks bertajuk Polarisasi Politik Pemilu 2024: Akankah Kembali Berulang? yang disiarkan di kanal Youtube Gelora TV pada Rabu (29/6/2022).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.