Shinzo Abe Meninggal, AHY Ingatkan Pentingnya Nilai Demokrasi Dibangun atas Dasar Perdamaian
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turut mengucapkan belasangkawa atas wafatnya Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turut mengucapkan belasangkawa atas wafatnya Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe.
Shinzo Abe tewas karena tertembak pada Jumat (8/7) siang waktu Jepang.
"Kita kehilangan pemimpin luar biasa lainnya. Meninggalnya Abe dalam sebuah insiden tragis membuat dunia terkejut dan sedih. Belasungkawa terdalam dan tulus dari kami untuk keluarga dan kerabat tercintanya," kata AHY dalam keterangan yang diterima, Sabtu (9/7/2022).
Menurut AHY, Shinzo Abe memimpin kemajuan yang luar biasa bagi Jepang.
Baca juga: Shinzo Abe Ditembak dari Jarak Dekat, Bagaimana Protokol Keamanan Jepang untuk Pejabat Tinggi?
Mantan Kepala Pemerintahan Negeri Sakura tersebut dianggap bekerja dengan nilai-nilai dan cita-cita membawa perdamaian dan pembangunan di dunia.
AHY mengatakan warisan nilai luhur yang dibawa Abe akan selalu ada. Dia juga mengingatkan bahwa pentingnya nilai demokrasi dalam insiden tersebut.
"Wafatnya Abe harus memperkuat komitmen kita terhadap demokrasi yang harus dibangun di atas dasar perdamaian, antikekerasan dan kemanusiaan," ujar AHY.
Perlu diketahui, mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe, salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah pascaperang Jepang, dinyatakan meninggal dunia pada Jumat sore waktu setempat.
Ia menghembuskan nafas terakhirnya setelah ditembak saat sedang menyampaikan pidatonya dalam kampanye untuk anggota partainya di kota Nara.
Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida sebelumnya menggambarkan bahwa Abe sedang dalam 'kondisi serius' setelah tidak sadarkan diri pasca mengalami tembakan pada bagian leher dan dada.
Beberapa jam setelah penembakan, Abe dinyatakan meninggal pada usia 67 tahun.