Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beda Versi soal Brigjen Hendra Kurniawan: Larang Buka Peti, tapi Polri Sebut Datang usai Pemakaman

Perbedaan versi terkait keberadaan Brigjen Pol Hendra Kurniawan diungkapkan oleh tim kuasa hukum keluarga dengan pihak Polri.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
zoom-in Beda Versi soal Brigjen Hendra Kurniawan: Larang Buka Peti, tapi Polri Sebut Datang usai Pemakaman
YouTube Divisi Humas Polri
Sosok Karopaminal Divisi Propam Polri, Brigjen Pol Hendra Kurniawan. Perbedaan versi terkait keberadaan Brigjen Pol Hendra Kurniawan diungkapkan oleh tim kuasa hukum keluarga dengan pihak Polri. 

TRIBUNNEWS.COM - Beda versi terkait keberadaan Karopaminal Divisi Propam Polr Brigjen Pol Hendra Kurniawan dinyatakan oleh pihak kuasa hukum keluarga Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan Polri.

Sebelumnya, tim kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua, Johnson Panjaitan mengungkapkan, Brigjen Pol Hendra Kurniawan adalah sosok yang melarang pihak keluarga untuk membuka peti jenazah.

Selain itu, Johnson juga menyebut Brigjen Pol Hendra Kurniawan yang melakukan pengiriman jenazah Brigadir Yosua.

Atas dasar ini, keluarga Brigadir Yosua meminta agar mencopot Brigjen Pol Hendra Kurniawan sebagai Karo Paminal Divisi Propam Polri seperti yang dilakukan terhadap Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.

"Karo Paminal itu harus diganti karena dia bagian dari masalah dan bagian dari seluruh persoalan yang muncul karena dia yang melakukan pengiriman mayat dan melakukan tekanan kepada keluarga untuk membuka peti mayat," ujarnya Selasa (19/7/2022) dikutip dari Tribunnews.

Johnson pun menilai tindakan Brigjen Hendra Kurniawan melanggar prinsip keadilan bagi pihak keluarga.

Baca juga: PROFIL Brigjen Pol Hendra Kurniawan, Sosok yang Diduga Larang Keluarga Buka Peti Jenazah Brigadir J

Ia juga menambahkan pelarangan itu melanggar hukum adat.

Berita Rekomendasi

"Jadi selain melanggar asas keadilan juga melanggar prinsip-prinsip hukum adat yang sangat diyakini oleh keluarga korban."

"Menurut saya itu harus dilakukan," katanya.

Tim penasihat hukum keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, keluar usai membuat laporan di Bareskrim Mabes Polri, ? Jakarta Selatan, Senin (18/7/2022) siang. Tampak Kamaruddin Simanjuntak, ketua tim PH (tengah, pakai jas abu-abu), menunjukan surat dan foto-foto saat ditanya wartawan. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Tim penasihat hukum keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, keluar usai membuat laporan di Bareskrim Mabes Polri, ? Jakarta Selatan, Senin (18/7/2022) siang. Tampak Kamaruddin Simanjuntak, ketua tim PH (tengah, pakai jas abu-abu), menunjukan surat dan foto-foto saat ditanya wartawan.  (WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)

Selain pelarangan membuka peti jenazah Brigadir Yosua, Brigadir Hendra Kurniawan juga disebut melakukan intimidasi.

Hal ini disampaikan oleh koordinator tim kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua, Kamarudin Simanjutak.

Kamarudin menganggap perilaku intimidasi oleh Brigjen Pol Hendra Kurniawan adalah tindakan tidak sopan.

Ia menjelaskan intimidasi yang dilakukan oleh Brigjen Hendra Kurniawan terhadap keluarga yaitu tidak diperbolehkan memfoto hingga merekam.

Bahkan, kata Kamarudin, Brigjen Hendra Kurniawan disebut memasuki rumah keluarga Brigadir Yosua tanpa izin.

"Itu tidak mencerminkan perilaku Polri sebagai pelindung, pengayom masyarakat," tegasnya.

Polri: Brigjen Pol Hendra Kurniawan Datang Setelah Penguburan Brigadir Yosua

Sosok Karopaminal Divisi Propam Polri, Brigjen Pol Hendra Kurniawan.
Sosok Karopaminal Divisi Propam Polri, Brigjen Pol Hendra Kurniawan. (YouTube Divisi Humas Polri)

Bantahan pun disampaikan oleh Pemeriksa Utama Divisi Propam Polri, Kombes Leonardo.

Dikutip dari Tribunnews, ia menyebut Brigjen Pol Hendra Kurniawan tidak berada di lokasi saat peti jenazah Brigadir Yosua diantarkan ke rumah duka di Jambi.

"Tidak ada (Karo Paminal), dia datang itu setelah dikuburkan dan datang atas permintaan keluarga untuk menjelaskan kronologis dan itu saja," tuturnya, Rabu (20/7/2022).

Bahkan, ia menegaskan peti jenazah Brigadir Yosua diantar oleh dirinya sendiri.

Baca juga: Karo Paminal Brigjen Hendra Kurniawan Diduga Jadi Sosok yang Larang Buka Peti Jenazah Brigadir J

Sehingga, Leonardo menambahkan tudingan larangan membuka peti jenazah tidaklah benar.

Dia juga menegaskan adanya informasi dirinya meminta pihak keluarga untuk menandatangani suatu surat adalah tidak benar.

"Jadi jangan sampai ada pemberitaan kita mempunyai keluarga dan anak juga."

"Karena pemberitaannya sudah ke mana-mana saya sodorkan dulu surat, padahal saya tidak ada sodorkan surat untuk ditanda tangan," jelasnya.

Pengakuan Keluarga: Suruh Tandatangani Surat hingga Hanya Diperbolehkan Melihat Sebentar

Ayah Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat (kiri) saat memakamkan anaknya di Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi pada Senin (11/7/2022).
Ayah Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat (kiri) saat memakamkan anaknya di Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi pada Senin (11/7/2022). (Tribun Jambi/Aryo Tondang)

Pengakuan berbeda pun disampaikan oleh ayah Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat.

Dia menjelaskan bahwa dirinya dilarang membuka peti anaknya itu tanpa alasan yang jelas.

"Kita dilarang, tapi tidak dijelaskan, kenapa peti jenazah tidak boleh dibuka?" ujarnya pada Selasa (12/7/2022) dikutip dari Kompas.com.

Bahkan, suatu surat yang dibantah oleh Kombes Leonardo untuk ditandatangani diakui keberadaannya oleh pihak keluarga.

"Saya disuruh tanda tangan dulu, baru nantinya boleh dibuka. Saya tolak, karena itu sama dengan membeli kucing dalam karung. Nanti kalau terjadi masalah dan saya sudah tanda tangan, malah saya dipermasalahkan," jelas Samuel.

Baca juga: Samuel Hutabarat Tak Percaya Anaknya Berani Masuk ke Kamar Pribadi Kadiv Propam Kalau Tak Dipanggil

Singkat cerita, kata Samuel, pihak keluarga pun diperbolehkan melihat peti jenazah Brigadir Yosua.

Namun, pihak keluarga yang boleh melihat adalah orang tua, saudara kandung, serta bibi.

Selain itu, proses membuka peti jenazah hanya berlangsung singkat.

"Dibukanya itu sedikit sekali. Tapi ibunya (syok) berteriak-teriak dia, karena melihat banyak sekali luka di bagian tubuh dan wajah," tuturnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Igman Ibrahim)(Kompas.com/Suwandi)

Artikel lain terkait Polisi Tembak Polisi

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas