Politisi Senior NasDem: Ganjar Memang Kader PDIP Tetapi Dia Sudah Milik Publik
Ganjar Pranowo, yang merupakan satu dari tiga bakal capres yang direkomendasikan Rakernas NasDem, masih menjadi kader PDI Perjuangan.
Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi senior Partai NasDem Zulfan Lindan memahami bahwa sosok Ganjar Pranowo, yang merupakan satu dari tiga bakal capres yang direkomendasikan Rakernas NasDem, masih menjadi kader PDI Perjuangan.
Zulfan Lindan mengatakan etika dalam berpolitik memang penting untuk dilakukan.
"Tapi itu kan sudah jadi milik publik. Dia (Ganjar) betul secara keanggotaan masih PDIP. Siapa lagi? Andika (Perkasa), tetapi rakyat sudah suka. Kan enggak bisa lagi?" kata Zulfan dalam diskusi Adu Perspektif Total Politik yang dilihat Kamis (21/7/2022).
Baca juga: Survei ARSC Simulasi 3 Paslon: Ganjar-Airlangga Kalahkan Prabowo-Cak Imin
Seharusnya, dikatakan Zulfan, baik Ganjar, Anies, maupun Andika Perkasa, diserahkan kepada publik.
"Untuk bagaimana caranya kader ini bisa terpilih," kata dia.
Persoalan apakah Ganjar didukung PDI Perjuangan, dikatakan Zulfan, itu bukan urusan dirinya.
"Tetapi bahwa dia ini sudah figur publik, itu bebas. Siapa pun bisa mencalonkan dia. Misalnya tukang becak ingin mengangkat Ganjar sebagai Ketua Tukang Becak Seluruh Indonesia, masa kita bicara etika politik? Harus lapor dulu. Lambat sekali, demokrasi kita makin hancur kalau begitu," tandas Zulfan.
Baca juga: Sekjen PDIP Hasto Sindir Parpol yang Elektoralnya Turun Lalu Coba Munculkan Kader Partai Lain
Sindiran dari Sekjen PDIP
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa partainya tak ingin terburu-buru dalam menentukan tokoh yang akan diusung pada Pilpres 2024.
Dia pun menyindir partai politik yang sudah memutuskan mengusung capres, tetapi mencomot kader partai lain.
"Ada satu partai yang elektoralnya turun, kemudian mencoba memunculkan kader partai lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik. Hal-hal seperti ini biarkan rakyat yang menjadi hakim politik,” kata Hasto dalam keterangannya, Senin (18/7/2022).
Hasto tak menjelaskan partai yang dia maksud. Namun, spekulasi publik tertuju pada Nasdem.
Pasalnya, sejak pertengahan Juni lalu, Nasdem telah mengumumkan tiga nama calon presiden pada bursa pilpres mereka.
Salah satu yang hendak dicalonkan yakni Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI-P, Ganjar Pranowo.
Dua lainnya yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Bagaimana Kalau NasDem Bajak Ganjar?
Beberapa waktu lalu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjawab pertanyaan bagaimana sikap PDI-P jika Ganjar Pranowo direbut partai lain untuk diusung dalam Pilpres 2024.
"Partai punya tugas untuk menggembleng setiap anggota dan kadernya, bukan membajak kader dari partai lain, dan itulah bagian dari prinsip yang harus dikedepankan," kata Hasto menjawab pertanyaan tersebut saat ditemui di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Hasto mengatakan, PDI-P tak menginginkan adanya salip menyalip antar-partai politik.
Sebaliknya, PDI-P memiliki prinsip kegotongroyongan politik yang perlu dibangun.
"Menyelesaikan masalah rakyat yang begitu banyak dan (jadi) tanggung jawab kita bersama. Itu yang didorong oleh PDI Perjuangan," kata dia.
Bentuk Dukungan untuk Ganjar?
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai bahwa pernyataan Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto agar partai lain tidak membajak Ganjar Pranowo bukan mengartikan bentuk dukungan dari PDI-P terhadap Ganjar untuk Pilpres 2024.
Sebaliknya, Dedi menilai, dukungan penuh elite PDI-P akan tetap jatuh kepada Ketua DPP PDI-P sekaligus Ketua DPR Puan Maharani.
"Bukan berarti bahwa pernyataan Hasto memungkinkan PDI-P mengusung Ganjar. Saya kira prioritas PDI-P tetap saja mengusung Puan Maharani, kalau dilihat dari sisi potensi, dari sisi peluang keterusungan, hingga dari sisi kapasitas Puan Maharani secara nasional hari ini," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.
Dedi mengatakan, meski begitu, pernyataan Hasto menunjukkan bahwa PDI-P tetap mempertahankan Ganjar sebagai kader.
Namun, terkait Ganjar akan diusung pada Pilpres, Dedi belum melihat hal tersebut.
"PDI-P dalam konteks mempertahankan Ganjar mungkin iya, tetapi untuk konteks mengusung Ganjar belum tentu," ujar dia.
Di sisi lain, pernyataan tersebut juga dapat diartikan bahwa Hasto meminta semua kader PDI-P solid dan merapatkan barisan.
Terkait dengan Ganjar, Hasto menegaskan bahwa ia tetap kader PDI-P dan tidak ada partai politik yang bisa merebutnya.
"(Hasto) meminta supaya parpol lain untuk tidak melakukan manuver manuver atau menggoda dari kader PDI-P," ucap dia.
Sementara itu, menurut Dedi, PDI-P besar kemungkinan tetap mengusung Puan pada kontestasi Pilpres.
Alasannya, meski elektabilitas Puan cenderung rendah saat ini, tidak menutup kemungkinan meningkat pada tahun berikutnya.
"Catatan IPO, sendiri meskipun elektabilitas Puan Maharani masih di angka 2,4 persen dan itu saya kira cukup bagus untuk 2022," kata Dedi.
"Karena kalau intensitas promosinya berlangsung sepanjang setahun ke depan, bisa saja justru Puan akan masuk ke jajaran 5-4 besar tokoh nasional di kandidasi 2024," ucap dia.