Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politisi PKS Mardani Ali Sera Sempat Menduga Bebasnya Rizieq Shihab untuk Pengalihan Isu

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengaku sempat menduga dikeluarkannya Habib Rizieq Shihab (HRS) dari penjara untuk pengalihan isu.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Politisi PKS Mardani Ali Sera Sempat Menduga Bebasnya Rizieq Shihab untuk Pengalihan Isu
Dok Kemenkumham
Muhammad Rizieq Shihab bebas bersyarat dari hukuman penjara, Rabu (20/7/2022). Politisi PKS Mardani AliSera sempat menduga pembebasan Rizieq terkait pengalihan isu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengaku sempat menduga dikeluarkannya Habib Rizieq Shihab (HRS) dari penjara untuk pengalihan isu.

Namun Mardani menyebut dirinya mengetahui HRS keluar sesuai jadwal setelah mengkonfirmasi kuasa hukumnya, Aziz Yanuar.

"Saya terus terang kaget karena ada kepikir (HRS) keluar (untuk tutupi) ada isu lain. Aziz bilang enggak, memang jadwalnya keluar," kata Mardani dalam sebuah diskusi di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (24/7/2022).

Baca juga: Rizieq Shihab Bebas Bersyarat, Kuasa Hukum Pastikan Sesuai Prosedur

Pada kesempatan itu, Mardani juga menyinggung soal sikap politik HRS pada Pemilu 2024  mendatang.

Kata Mardani, biarkan HRS sendiri yang menentukannya.

Sebab menurutnya, HRS memiliki kedewasaan, kemandirian, pandangan dan perlu dihormati.

Berita Rekomendasi

"Terkait posisi politik kita serahkan beliau punya kedewasaan kemandirian, pandangan dan kita hormati," ujarnya.

Mardani menuturkan PKS sebagai partai politik (parpol) islam akan melakukan penguatan struktur, menjaga kader, dan pelayanan.

"PKS sebagai partai politik apalagi PKS partai islam akan terus berjuang dan kita sadar enggak ada suara yang nyasar. PKS yang penting jaga kader, kuatin struktur, laksanakan pelayanan. Kalau tiga hal ini berjalan, ya mudah-mudahan," ungkap Mardani.

Dalam kesempatan itu, Aziz Yanuar menyebut kecil kemungkinan kliennya bersikap netral dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.

"Kalau netral berarti jalannya kan menyeramkan. Kemungkinan (netral) ada, tapi mungkin netral kecil lah," ucap Aziz.

Kendati demikian, Aziz mengatakan, eks pimpinan Front Pembela Islam (FPI) tersebut belum menentukan soal sikap politiknya soal pilpres 2024.

Terkait pendukungnya, Aziz menuturkan akan mengikuti komando dari HRS untuk Pilpres 2024.

"Komando jalan. Tapi komando saat ini baru itu. (Mendukung ke satu orang) belum ada," ujarnya.

Sementara, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyarankan HRS agar netral dalam pemilu 2024.

"Saya kira Iya (HRS harus netral) kalaupun amar makruf nahi mungkar terjemahkanlah kepada mereka yang kemungkinan menang di pemilu," kata Adi.

Karena itu, Adi meminta HRS agar mendukung kandidat yang berpotensial menang di pemilu 2024.

"Jangan pernah mendukung yang kalah. Sampai kiamat pun amar makruf nahi mungkar enggak bakal (terwujud). Dukunglah yang menang," ujar Adi.

Sebab menurutnya, jika HRS terus berbicara di luar pemerintahan sama halnya dengan mahasiswa dan para buruh yang suaranya tak pernah didengar.

"Kalau bicara dari luar apa bedanya mahasiswa demo dan para buruh 
yang sering demo tak pernah didengar," ucap Adi.

Adi juga menyarankan HRS agar jangan sampai ketokohan dan organisasinya dikorbankan akibat pemilu.

"Hati-hati Pak, jangan mengorbankan segalanya sesuatunya, ketokohannya sudah dikorbankan, organisasi dikorbankan setelah (pemilu) itu dilupakan," ungkap Adi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas