Menteri PPPA: Perkembangan Karier Perempuan Terhambat oleh Glass Ceiling Effect
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyebut perkembangan karier perempuan terhambat karena ini.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengatakan, pemberdayaan ekonomi perempuan harus menjadi bagian dari strategi nasional dan global untuk bangkit dari pandemi Covid-19.
Menurut Bintang, perempuan yang mengisi setengah populasi Indonesia adalah pendorong pemulihan ekonomi dan stabilitas keuangan jangka panjang.
"Ketika perempuan diberdayakan secara ekonomi, mereka cenderung lebih bersedia menginvestasikan pendapatan untuk nutrisi, kesehatan, dan pendidikan anak-anak mereka, serta mempromosikan pembangunan berkelanjutan untuk generasi mendatang," ujar Bintang melalui keterangan tertulis, Rabu (24/8/2022).
Dirinya menyebutkan, perempuan yang mandiri secara finansial dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Selain itu, perempuan mandiri dapat mencegah masalah yang kerap terjadi karena faktor ekonomi, seperti kekerasan, praktik eksploitasi anak, dan perkawinan anak.
"Kesetaraan gender bermanfaat tidak hanya bagi perempuan, tapi juga semua sektor dan dunia. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan adalah tanggung jawab seluruh pihak," kata Bintang.
Namun demikian, menurut Bintang, saat ini tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan Indonesia masih jauh tertinggal dari laki-laki, yaitu 54,27 persen dibandingkan dengan 83,65 persen.
"Bagi perempuan yang mampu memasuki dunia kerja, perkembangan karir mereka juga terhambat dengan adanya 'Glass Ceiling Effect', padahal performa perempuan sama baiknya dengan laki-laki," tutur Bintang.
Berdasarkan hal tersebut, Presidensi G20 Indonesia 2022 bakal mendiskusikan penyelesaian masalah kesenjangan gender di negara-negara anggota G20.