Kemendikbudristek: Pendidikan Guru Penggerak Gunakan Metode Blended Learning
Iwan mendorong agar guru menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa aman, nyaman, dan bahagia dalam pembelajaran di sekolah.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril mengungkapkan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) menggunakan pendekatan andragogi.
Selain itu, PGP akan menggunakan metode pembelajaran campuran (blended learning) selama enam bulan.
"Dalam pelaksanaannya program ini 70 persennya dihadirkan dalam format on-the-job-training. Meskipun guru-guru ikut sebagai peserta, ia tetap dapat bertugas mengajar dan menggerakkan komunitas di sekolah mereka masing-masing," ujar Iwan melalui keterangan tertulis, Kamis (25/8/2022).
Metode dalam PGP didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan.
Iwan mendorong agar guru menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa aman, nyaman, dan bahagia dalam pembelajaran di sekolah.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Pendidikan, 350 Guru Dilatih Kreatif Merancang Pembelajaran
"Sementara itu, 20 persen program ini dirancang dalam bentuk kegiatan belajar bersama rekan sejawat, dan 10 persen dilakukan dalam bentuk pembelajaran bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping," tutur Iwan.
Persiapan rekrutmen Pendidikan guru penggerak angkatan 6 telah dimulai dari bulan Januari 2022, khususnya untuk rekrutmen Calon Guru Penggerak.
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) merupakan program pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan guru.
Program ini berfokus pada kepemimpinan pembelajaran, agar guru dapat menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam dan di luar lingkungan sekolah masing-masing, serta dapat mendorong terwujudnya cita-cita Merdeka Belajar sepenuhnya bagi para peserta didik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.