Inflasi Bisa Picu Panic Buying Masyarakat, Mendagri Minta Pemda Hati-hati Komunikasi ke Publik
Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) menjadikan inflasi sebagai isu prioritas untuk ditangani bersama-sama.
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) menjadikan inflasi sebagai isu prioritas untuk ditangani bersama-sama.
Pasalnya, inflasi dapat memicu kenaikan berbagai macam harga bahan pokok yang akan berpengaruh bagi masyarakat luas.
“Tempatkan isu ini menjadi isu prioritas, dari tadinya mungkin cuek-cuek saja dan autopilot tidak melakukan apa-apa, bergerak dengan sendirinnya mengikuti mekanisme pasar yang ada, sekarang tidak.”
“Sekarang sudah harus menempatkan isu ini menjadi isu yang penting sama seperti kita waktu menangani pandemi,” kata Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Kendati demikian, Tito meminta pemda berhati-hati dalam menginformasikan terkait inflasi ini ke masyarakat.
Ia pun meminta pemda bekerja keras mengatasi polemik inflasi ini bekerja sama dengan stakeholder terkait seperti TNI-Polri, Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) hingga perbankan untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari terkait inflasi di daerah.
Ia pun meminta agar komunikasi ke publik dapat dilakukan dengan baik, dengan menginformasikan bahwa meski inflasi meningkat, situasi masih cukup terkendali dan komoditas pangan serta bahan pokok masih cukup tersedia.
Baca juga: Antisipasi Inflasi, Luhut Ajak Rakyat Tanam Cabai dan Bawang Merah dan Beternak Ayam
Hal itu bertujuan agar masyarakat tetap tenang sehingga tidak membuat masyarakat panik.
“Itu bahasa-bahasa itu harus tetap disampaikan, jangan sampai menggunakan bahasa yang menbuat masy panik, kaget.”
“Karena sentimen panik masy itu akan bs mentrigger yg kontraproduktif, misalnya terjadinya panic buying, ramai-ramai membeli kemudian stok barang karena takut kenaikan harga dan lain-lain,” ujar Tito.