Pengamat Soal Sandiaga Mau Nyapres: Tak Loyal dengan Partainya Sendiri
Pengamat Politik, Arif Nurul Imam menilai jika hal itu benar terjadi maka Sandiaga tidak loyal dengan keputusan Partai Gerindra.
Penulis: Erik S
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dikabarkan siap maju di Pilpres 2024.
Pengamat Politik, Arif Nurul Imam menilai jika hal itu benar terjadi maka Sandiaga tidak loyal dengan keputusan Partai Gerindra.
Pasalnya, Gerindra sudah final mencalonkan Ketua Umumnya, Prabowo Subianto sebagai capres di pemilu mendatang.
Baca juga: Pengamat Sebut Peluang Sandiaga Uno Maju Capres Kecil, Namun Besar Jika Jadi Cawapres
Sandiaga Uno, kata Arif, selaku kader partai seharusnya menaati keputusan tersebut.
"Sebagai kader Gerindra Sandiaga Uno, tentu seharusnya taat keputusan partai di mana Gerindra telah memutuskan akan mengusung Prabowo Subianto untuk maju dalam Pilpres," kata Arif, Kamis (1/9/2022).
Menurut Arif, ketidakloyalan Sandi juga terlihat dari langkahnya mengumumkan kesiapannya nyapres saat menghadiri acara partai lain, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di saat dirinya masih kader Gerindra.
"Artinya jika Sandiaga bersedia maju padahal merupakan kader Gerindra tentu ini sebuah bentuk ketidakloyalan dia pada partainya,” lanjutnya.
Sebelumnya, Sandiaga Uno menyatakan kesiapannya apabila diusung untuk maju di Pilpres 2024 mendatang.
Dia menyampaikan itu saat ditanya awak media usai menghadiri acara silaturahmi bersama DPW PPP DI Yogyakarta, Selasa malam, 30 Agustus 2022.
"Siap (maju Pilpres 2024)," kata Sandi.
Baca juga: Nyatakan Siap Jadi Capres, Sandiaga Beri Sinyal Bakal Keluar dari Gerindra? Ini Analisis Pengamat
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan bahwa calon presiden dari Partai Gerindra hanya satu yakni Prabowo.
“Jika ada kader Gerindra yang tidak ingin ikut rombogan kereta. Saya minta untuk turun sebelum kereta ini jalan,” kata Muzani.
“Kalau ada orang yang mau jadi presiden, tidak pernah membesarkan partai, nggak pernah datangi kantor partai, tidak pernah pasang bendera spanduk, tiba-tiba nongol mau jadi presiden ketemu pasal berapa?,” lanjutnya.
Muzani mengatakan perjuangan Partai Gerindra untuk menjadi seperti terbesar kedua di Indonesia seperti saat uni bukan hal mudah.
Untuk itu, Muzani meminta kader agar tetap solid dan berkomitmen.