PAN Setuju SBY Soal Pemilu Curang: Parpol Harus Kerja Sama Jaga Kemurnian Suara Rakyat
PAN setuju dengan pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal potensi pemilu 2024 bakal curang.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi setuju dengan pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal potensi Pemilu 2024 bakal curang.
Viva mengatakan pernyataan tersebut agar seluruh partai politik (parpol) bekerja sama untuk menjaga kemurnian suara rakyat pada pemilu mendatang.
"PAN setuju dengan Pak SBY agar seluruh partai politik bekerja sama dan secara simultan untuk menjaga kemurnian suara dan kedaulatan rakyat di pemilu 2024 melalui proses penyelenggaraan pemilu yang berkualitas dan berintegritas," kata Viva kepada Tribunnews.com, Selasa (20/9/2022).
Viva menuturkan seluruh parpol harus menjaga suara mulai tempat pemungutan suara (TPS) hingga ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
"Seluruh partai politik harus mengawal suara mulai dari TPS sampai ke KPU RI dengan menempatkan saksi partai politiknya masing-masing," ujarnya.
Di samping itu, kata dia, parpol harus meningkatkan kualitas pengawasannya agar pemilu bisa langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil atau luber-jurdil.
"Penyelenggara pemilu harus memberikan akses dan persetujuan yang luas bagi pemantau pemilu yang berasal dari lembaga-lembaga independen, dan juga pers," ungkap dia.
Lebih lanjut, Viva meyakini pemilu bisa berjalan integritas dan berkualitas jika parpol, Bawaslu dan lembaga pemantau pemilu mengawasi proses pemilu dengan baik.
"Saya yakin jika partai politik, Bawaslu, lembaga pemantau pemilu, pers, dan seluruh lembaga negara yang berwenang mengawasi proses pemilu dengan baik, maka akan dapat menghindari kecurangan, manipulasi, rekayasa, intimidasi, buy vote, sehingga jalannya pemilu dapat berkualitas dan berintegritas," imbuhnya.
Baca juga: Demokrat Bela SBY soal Indikasi Pemilu 2024 Tak Jurdil: Pernyataan Itu Tidak Turun dari Ruang Hampa
Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY mengatakan ada tanda-tanda pemilihan umum (pemilu) 2024 tidak jujur dan adil.
Hal itu disampaikan SBY dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
SBY mengatakan dirinya terpaksa turun gunung menghadapai pemilu 2024 dikarenakan adanya tanda-tanda pemilu tidak jujur.
"Para kader mengapa saya harus turun gunung menghadapai pemilu 2024 mendatang. Saya mendengar mengetahui bahwa ada tanda-tanda pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," kata SBY dalam sebuah video yang beredar seperti dikutip Tribunnews.com, Jumat (16/9/2022).
Menurut SBY, ada yang menginginkan pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
"Konon, akan diatur dalam pemilihan presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," ujarnya.
SBY menuturkan dirinya mendapat informasi bahwa Partai Demokrat sebagai oposisi tidak bisa mengajukan capres dan cawapresnya.
"Informasinya Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri bersama koalisi tentunya. Jahat bukan? Menginjak hak-hak rakyat bukan?" tanya SBY kepada ribuan kader Demokrat.
SBY menyebut mereka yang berencana melakukan upaya demikian dianggap memiliki pikiran batil.
Sebab, kata dia, pemilu merupakan hak rakyat untuk memilih dan dipilih.
"Pikiran seperti itu batil. Itu bukan hak mereka. Pemilu adalah gak rakyat. Hak untuk memilih dan hak untuk dipilih. Yang berdaulat juga rakyat," ungkap SBY.
Lebih lanjut, SBY menjelaskan selama 10 tahun Partai Demokrat berkuasa tak pernah melakukan kebatilan.
"Ingat, selama 10 tahun dulu kita di pemerintahan dua kali menyelenggarakan pemilu dan pilpres demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," imbuhnya.