LDII dan Menteri Kominfo Ingatkan Kecakapan Digital Bisa Wujudkan Peradaban Maju
Data Kominfo menunjukkan sejak 2017, literasi digital mengalami peningkatan, namun masih berada pada indeks 3,49 dari skala 5 pengguna digital.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menunjukkan sejak 2017, literasi digital mengalami peningkatan, namun masih berada pada indeks 3,49 dari skala 5 pengguna digital.
Terlebih lagi, waktu pemakaian internet di Indonesia meningkat masif dengan rata-rata sekitar 8-9 jam per hari daripada rata-rata dunia yang 6 jam per hari.
Untuk meningkatkan produktivitas penggunaan internet yang masif tersebut, Menkominfo Johnny G Plate mendorong terwujudnya talenta digital yang handal dan mumpuni.
“Melalui perpaduan technical skill dan soft skill, akan melahirkan kecakapan digital yang paling dibutuhkan,” ujarnya saat berbicara di webinar "Makin Cakap Digital 2022 Kelompok Masyarakat dan Komunitas" hasil kolaborasi Kominfo dan DPW LDII Jawa Tengah, pada Rabu (21/9/2022).
Johnny mengatakan kecakapan technical skill meliputi artificial intelligence, big data dan cloud computing.
Sedangkan soft skill meliputi pemikiran kritis (critical thinking), komunikasi (communication), kolaborasi (collaboration), dan kreativitas (creativity).
Ia berharap dengan pembauran keterampilan tersebut, terlahir sumber daya manusia yang andal, produktif dan berdaya saing.
Baca juga: Kominfo Dorong Badan Publik Tingkatkan Keterbukaan Informasi
“Ini menjadi kunci utama transformasi digital nasional. Sehingga, kemampuan literasi digital menjadi keniscayaan bagi pengguna internet di Indonesia,” ujar Menkominfo Johnny G Plate.
Senada, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mendorong perlu kerja sama semua pihak dalam memproduktifkan tingginya waktu berinternet di Indonesia.
"Eksposur media sosial di Indonesia itu luar biasa. Betapa rawannya orang Indonesia untuk terpengaruh berbagai macam budaya luar ketika literasi rendah," ujarnya.
Aneka ragam budaya dari penjuru dunia, tanpa literasi digital yang cukup dapat mempengaruhi seseorang.
"Sekian persen pengguna ketika informasi salah didapat, itu yang mengkhawatirkan. Rendahnya literasi ini menjadi tantangan serius," katanya.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Singgih Tri Sulistiyono juga mengatakan, literasi digital adalah permasalahan mendasar yang dihadapi generasi Z.