Apa Itu HBsAg? Ini Gejala dan Pencegahan Hepatitis B
HBsAg atau Hepatitis B surface antigen adalah tes darah yang dilakukan untuk mendiagnosis hepatitis B. Ini gejala dan pencegahan hepatitis B.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - HBsAg adalah kepanjangan dari Hepatitis B surface antigen.
HBsAg adalah tes darah yang dilakukan untuk mendiagnosis hepatitis B.
Hasil tes HBsAg positif berarti orang tersebut terinfeksi dan dapat menyebarkan virus hepatitis B ke orang lain melalui darah.
Mengutip laman WHO, Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit baik akut maupun kronis.
Virus ini paling sering ditularkan dari ibu ke anak selama kelahiran dan persalinan, serta melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya saat berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi, suntikan yang tidak aman atau paparan instrumen tajam.
WHO memperkirakan bahwa 296 juta orang hidup dengan infeksi hepatitis B kronis pada tahun 2019, dengan 1,5 juta infeksi baru setiap tahun.
Baca juga: Kasus Hepatitis Akut Kini Sedikit, Dokter Minta Tetap Waspada
Virus hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh setidaknya selama 7 hari.
Selama ini, virus masih bisa menyebabkan infeksi jika masuk ke tubuh orang yang tidak dilindungi vaksin.
Masa inkubasi virus hepatitis B berkisar antara 30 hingga 180 hari.
Baca juga: Update Kasus Diduga Hepatitis Akut, 35 Kasus Probable dan DKI Jakarta Terbanyak
Virus dapat dideteksi dalam waktu 30 sampai 60 hari setelah infeksi dan dapat bertahan dan berkembang menjadi hepatitis B kronis, terutama ketika ditularkan pada masa bayi atau anak-anak.
Gejala
Kebanyakan orang tidak mengalami gejala apapun saat baru terinfeksi.
Namun, beberapa orang memiliki penyakit akut dengan gejala yang berlangsung beberapa minggu, termasuk menguningnya kulit dan mata (jaundice), urin gelap, kelelahan ekstrim, mual, muntah dan sakit perut.
Orang dengan hepatitis akut dapat mengalami gagal hati akut, yang dapat menyebabkan kematian.
Di antara komplikasi jangka panjang infeksi HBV, sebagian orang mengembangkan penyakit hati lanjut seperti sirosis dan karsinoma hepatoseluler, yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Pencegahan
WHO merekomendasikan agar semua bayi menerima vaksin hepatitis B sesegera mungkin setelah lahir, sebaiknya dalam waktu 24 jam, diikuti dengan 2 atau 3 dosis vaksin hepatitis B dengan jarak minimal 4 minggu untuk menyelesaikan rangkaian vaksinasi.
Selain vaksinasi bayi, WHO merekomendasikan penggunaan profilaksis antivirus untuk pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke anak.
Penerapan strategi keamanan darah dan praktik seks yang lebih aman, termasuk meminimalkan jumlah pasangan dan menggunakan alat pelindung diri (kondom), juga melindungi dari penularan.
(Tribunnews.com, Widya)