Komnas HAM Dalami Aturan FIFA dan PSSI Serta Penggunaan Gas Air Mata Saat Tragedi Kanjuruhan
Komnas HAM dalami aturan FIFA dan PSSI terkait penggunaan gas air mata dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema vs Persebaya.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
"Kami Komnas HAM sudah berkomunikasi cukup mendalam dengan beberapa teman Aremania. Kami mendapatkan beberapa keterangan, fakta, termasuk juga berbagai video, voice note," kata Anam pada Minggu (2/10/2022).
"Dan ini bekal bagi kami untuk turun ke lapangan besok. Jadi kami, tim akan turun ke Malang insya Allah besok sudah sampai Malang," sambung dia.
Anam mengatakan pihaknya sudah membuat komitmen dengan beberapa keluarga korban dan suporter Aremania untuk bisa bertemu dan memberikan keterangan langsung kepada Komnas HAM besok.
Bagi Komnas HAM, kata dia, kejadian tersebut bukan hanya soal tragedi sepak bola, melainkan juga tragedi kemanusiaaan.
"Kami mengucapkan duka yang mendalam terhadap tragedi Kanjuruhan Malang," kata Anam.
Berdasarkan data terbaru, tercatata ada 130 orang meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC vs Persabaya Surabya, Sabtu (1/1/2022) malam.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo mengatakan selain korban meninggal dunia pihaknya mencatat ada 191 korban luka dan kini sebagian dirawat di rumah sakit.
Angka tersebut bertambah dari yang sebelumnya dikabarkan yakini korban meninggal dunia 127 orang dan korban luka 180 orang.
“Korban meninggal dunia 130 orang. Luka-luka total 191 orang. Yang jelas itu mereka berdesak-desakan, diinjak-injak,” ujarnya dikutip dari Breaking News Kompas TV, Minggu (2/9/2022).
Berdasarkan keterangan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, Minggu pagi, kerusuhan terjadi usai suporter Arema Malang yakni Aremania tidak menerima kekalahan yang ditelan tim kebanggaannya.
Di mana dalam pertandingan yang berlangsung Sabtu (1/10/2022) malam, Arema Malang ditekuk Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
"Suporter Arema tidak menerima timnya kalah di kandang (Stadion Kanjuruhan, red)," kata Nico saat konferensi pers.
Akibatnya, para penonton yang berada di beberapa bagian tribun stadion turun ke lapangan untuk mencari para pemain dan official untuk menjelaskan kenapa timnya bisa kalah.
Menyikapi itu, pihak pengamanan kata Nico melakukan penjagaan.
Akan tetapi, jumlah suporter yang turun ke lapangan stadion kata dia semakin banyak yang akhirnya kericuhan tak terhindarkan.
Alhasil pihak kepolisian menembakkan gas air mata dan membuat para suporter panik berhamburan sehingga banyak dari mereka yang terinjak.