Mengenal Gas Air Mata: Efek dan Pertolongan Pertama Saat Terkena
Gas air mata yang ditembakkan dan jatuh akan mengeluarkan asap tebal berwarna putih. Kenali efek dan pertolongan pertama saat terkena.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Gas air mata kerap disebut CS dengan rumus kimia 2-Clorobenzalden Malononitril.
Gas air mata merupakan salah satu senjata kimia yang sering sekali digunakan untuk melawan musuh, menghadapi hewan berbahaya, atau pun melawan penjahat dalam keadaan berbahaya.
Gas air mata memiliki panjang hanya sekitar 10 Cm atau sebesar ukuran telapak tangan orang dewasa.
Mengutip uin-malang.ac.id, biasanya gas air mata berbentuk seperti peluru dan ditembakkan melalui pistol pelontar.
Setelah ditembakkan dan jatuh, gas air mata akan mengeluarkan asap tebal berwarna putih dan jika manusia yang terkena asap ini secara langsung maka organ tubuh seperti mata, hidung, dan mulut akan langsung bereaksi.
Efek Gas Air Mata
Baca juga: Siapa yang Kasih Perintah Tembak Gas Air Mata di Tragedi Stadion Kanjuruhan? Ini Kata Polri
Efek dari gas air mata ini pastinya berhubungan dengan konsentrasi senyawa dan durasi paparan.
Mata dan sistem pernafasan adalah target utama paparan gas air mata, dengan timbulnya iritasi mata dan saluran pernapasan yang terjadi kurang lebih dalam 20–60 detik.
Gejala mata termasuk nyeri, blepharospasm (kondisi dimana kelopak mata berkedip), fotofobia , konjungtivitis (mata merah akibat peradangan), dan injeksi scleral, edema periorbital (mata berkantung), eritema kelopak mata dan lakrimasi (menghasilkan air mata).
Baca juga: Digunakan saat Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Anggaran Gas Air Mata Polri 5 Tahun Terakhir Rp 948 M
Beberapa ahli berpendapat bahwa kandungan dalam gas air mata yang mungkin berkontribusi pada lecet kornea.
Pada pernafasan, setelah terhirup maka efeknya bisa berupa perih atau sensasi terbakar di hidung, sesak dan nyeri di dada, perih tenggorokan, sesak napas, batuk, bersin dan kesulitan bernapas. Air liur yang terkontaminasi dan tertelan dapat menyebabkan ketidaknyamanan epigastrium (rasa sakit di ulu hati), mual, muntah dan atau diare.
Efek tidak menyenangkan sebagian besar efek iritan biasanya sembuh dalam 10-30 menit jika pasien segera diamankan di tempat terbuka.
Namun, beberapa efek khususnya efek pernapasan seperti batuk dan gangguan fungsi pernapasan dapat bertahan untuk waktu yang lebih lama dalam beberapa situasi.
Ketajaman visual biasanya kembali normal cepat sementara eritema pada tepi kelopak mata dan fotofobia mungkin terjadi bertahan lebih lama.