Jokowi: Usut Tuntas Tragedi Stadion Kanjuruhan, Ini Kelihatan Semua Kok, Bisa Dilakukan Cepat
Kerusuhan terjadi setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya di kandang sendiri, ratusan penonton sepak bola di Stadion Kanjuruhan meninggal
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
![Jokowi: Usut Tuntas Tragedi Stadion Kanjuruhan, Ini Kelihatan Semua Kok, Bisa Dilakukan Cepat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-jokowi-kunjungi-stadion-kanjuruhan_20221005_173753.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pengusutan kasus tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur dengan tuntas dan terang benderang.
Sebagaimana diketahui, seratusan lebih penonton sepak bola di Stadion Kanjuruhan meninggal dunia akibat kerusuhan, Sabtu (1/10/2022) malam.
Kerusuhan terjadi setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya di kandang sendiri.
Banyak pula warga yang mengalami luka ringan hingga berat yang kabarnya mengalami sesak napas dan terinjak-injak.
Mengutip Kompas.com, untuk itu, Jokowi memerintahkan tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan bekerja cepat untuk mengungkap detail peristiwa berdarah itu.
Jokowi juga meminta agar proses penelusuran dirampungkan secepatnya.
Baca juga: Komnas HAM: Masyarakat Malang Minta Segera Ada Tersangka Tragedi Stadion Kanjuruhan
Menurut Jokowi, tak perlu waktu lama untuk mengusut kasus tersebut.
Pasalnya rangkaian peristiwanya sudah terlihat jelas.
Tim TGIPF yang terdiri dari sejumlah unsur seperti purnawirawan TNI dan Polri hingga akademisi ini dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
"Kan sudah disampaikan oleh Menko Polhukam. Beliau minta satu bulan, tapi saya minta (bisa disampaikan) secepat-cepatnya. Karena ini barangnya kelihatan semua kok. Secepat-cepatnya," kata Jokowi usai menjenguk korban tragedi kerusuhan Kanjuruhan di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, Rabu (5/10/2022).
Adapun dibuatnya tim ini dilakukan agar kasus ini dapat tuntas dan terbuka faktanya.
"Kenapa dibentuk tim pencari fakta independen, karena ingin kita usut tuntas, tidak ada yang ditutup-tutupi," jelas Jokowi.
Pihak yang bersalah, lanjut Jokowi, harus mendapat sanksi, termasuk jika terdapat unsur pidana.
"Yang salah juga diberikan sanksi, kalau masuk pidana juga sama," tegas orang nomor satu di Indonesia itu.
Baca juga: VIDEO Hasil Rapat Perdana TGIPF Tragedi Kanjuruhan: Cari Akar Masalah Hingga Sinkronisasi Aturan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.