TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Doa dan ucapan duka cita terus mengalir untuk korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, tidak hanya itu desakan penuntasan peristiwa yang menewaskan 131 orang semakin santer terdengar.
Ratusan spanduk dan poster bertuliskan "Usut Tuntas" tragedi Stadion Kanjuruhan bertebaran di berbagai titik di wilayah Malang Raya, Kamis (6/10/2022). Poster bernada tuntutan itu terlihat mulai marak ditemukan sejak Selasa (4/10/2022) pagi. Kebanyakan menggunakan kain hitam dengan tulisan warna putih, atau kain putih dengan tulisan warna hitam. Ratusan spanduk yang terpasang di hampir seluruh sudut wilayah Malang Raya tersebut mewakili sejuta harapan banyak korban yang kehilangan nyawanya. SURYA/PURWANTO (SURYA/SURYA/PUR)
Ribuan warga dan Aremania menggelar doa bersama di halaman Stadion Kanjuruhan. Karangan bunga diletakkan di depan dan sekitar stadion.
Orang-orang berkumpul pada 5 Oktober 2022 untuk berdoa untuk mengenang para korban penyerbuan, yang menewaskan sedikitnya 131 orang dalam salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepakbola, di Malang, Jawa Timur. (Photo by Juni Kriswanto / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)
Orang-orang berkumpul pada 5 Oktober 2022 untuk berdoa untuk mengenang para korban penyerbuan, yang menewaskan sedikitnya 131 orang dalam salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepakbola, di Malang, Jawa Timur. (Photo by Juni Kriswanto / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)
Dalam acara tersebut mereka menuntut pemerintah secepatnya menuntaskan dan mengungkap pihak yang bertanggung jawab pada tragedi 1 Oktober 2022 itu.
Seorang wanita berduka ketika orang-orang berkumpul pada 5 Oktober 2022 untuk berdoa untuk mengenang para korban penyerbuan, yang menewaskan sedikitnya 131 orang dalam salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepakbola, di Malang, Jawa Timur. (Photo by Juni Kriswanto / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)
Orang-orang memberikan penghormatan kepada para korban di stadion Kanjuruhan di Malang pada 5 Oktober 2022, menyusul penyerbuan yang menewaskan sedikitnya 131 orang dalam salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepakbola. - Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan pada tanggal 5 Oktober bahwa ia akan memerintahkan audit semua stadion sepak bola di negara ini, bersumpah untuk menemukan akar penyebab salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah olahraga. (Photo by JUNI KRISWANTO / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)
Mural, spanduk, dan poster sindiran bertebaran di wilayah Malang Raya.
Seorang petugas keamanan berjalan di sebelah mural yang menggambarkan penyerbuan yang menewaskan sedikitnya 131 orang dalam salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepak bola, di sebelah grafiti membaca Selidiki dengan seksama, menembakkan gas air mata yang menyebabkan kematian, di Malang, Jawa Timur pada 5 Oktober 2022. - Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan pada tanggal 5 Oktober bahwa ia akan memerintahkan audit semua stadion sepak bola di negara ini, bersumpah untuk menemukan akar penyebab salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah olahraga. (Photo by PUTRI / AFP) (AFP/PUTRI)
Seorang pengendara melewati poster yang menunjukkan kekerasan aparat yang menewaskan sedikitnya 131 orang dalam salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepak bola, di Malang, Jawa Timur pada 5 Oktober 2022. - Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan pada 5 Oktober bahwa ia akan memerintahkan audit dari semua stadion sepak bola di negara itu, bersumpah untuk menemukan akar penyebab salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah olahraga itu. (Photo by PUTRI / AFP) (AFP/PUTRI)
Polisi mengamankan kawasan tersebut selama kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo di stadion Kanjuruhan di Malang pada 5 Oktober 2022, menyusul penyerbuan yang menewaskan sedikitnya 131 orang dalam salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepakbola. - Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan pada tanggal 5 Oktober bahwa ia akan memerintahkan audit semua stadion sepak bola di negara ini, bersumpah untuk menemukan akar penyebab salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah olahraga. (Photo by JUNI KRISWANTO / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)