Nugroho Setiawan Ungkap Video CCTV Pintu 13 Stadion Kanjuruhan: Korban Tertumpuk dan Meregang Nyawa
Anggota TGIPF Nugroho Setiawan mengaku sudah melihat video rekaman CCTV di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, tempat dimana banyak korban meregang nyawa.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Sri Juliati
Menurut Nugroho, dalam high risk match, sebelumnya harus dibuat kalkulasi yang sangat konkrit.
Misalnya seperti cara mengeluarkan penontoh dalam keadaan darurat.
"Kesimpulannya sementara, bahwa stadion ini tidak layak untuk menggelar pertandingan high risk match, mungkin kalau itu medium atau low risk masih bisa."
"Artinya untuk high risk match, kita harus membuat kalkulasi yang sangat konkrit."
Baca juga: Temuan Baru Polisi Terkait Tragedi Kanjuruhan, 46 Botol Miras Oplosan Ditemukan di Sekitar Stadion
"Misalnya adalah cara mengeluarkan penonton dalam keadaan darurat. Jadi sementara yang saya lihat adalah, pintu masuk berfungsi sebagai pintu keluar, tapi itu tidak memadai."
"Kemudian tidak ada pintu darurat, jadi mungkin ke depan perbaikannya adalah merubah struktur pintu itu," terang Nugroho.
Lebih lanjut Nugroho pun menyoroti soal kondisi anak tangga di Stadion Kanjuruhan yang tidak sesuai standar.
Diketahui askes anak tangga dalam stadion menurut Nugroho seharusnya ada di ketinggian 18 cm dengan lebar tapak 30 cm.
Namun anak tangga di Stadion Kanjuruhan ini memiliki ketinggian dan lebar tapak yang sama yang rata-ratanya mendekati 30 cm.
Baca juga: TGIPF Kanjuruhan Telah Temui Semua Unsur Pengamanan dan Terima Masukan dari Panpel di Malang
"Kemudian mempertimbangkan aspek akses anak tangga. Anak tangga ini kalau secara normatif, di dalam safety disiplin ketinggian 18 cm, lebar tapak 30 cm. Ini tadi antara lebar tapak dan ketinggian sama, rata-rata mendekati 30 cm."
"Jadi intinya gini, kalau dengan ukuran normal tadi tinggi 18 cm dan lebar 30 cm, ini kita berlari turun kita berlari naik tidak ada kemungkinan jatuh."
"Kemudian lebar, lebar dari anak tangga ini juga tidak terlalu ideal untuk kondisi crowd (kerumunan), karena harus ada railing untuk pegangan."
"Railingnya juga sangat tidak terawat, mengingat desakan yang luar biasa hingga railingnya patah, dan itu juga termasuk yang melukai korban," kata Nugroho.
Baca juga: Kejanggalan Tragedi Stadion Kanjuruhan, KontraS: Aparat Dimobilisasi Saat Tak Ada Ancaman
Polisi akan Revisi Regulasi Keamanan Pertandingan Sepak Bola Buntut Tragedi Kanjuruhan