Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjelasan Mahfud MD soal Penggunaan Gas Air Mata hingga Ribuan Suporter Turun Tribun

Pasalnya, diceritakan Mahfud, saat kejadian tragedi Kanjuruhan terjadi, setelah pertandingan selesai, ribuan penonton turun dari tribun ke lapangan.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Miftah
zoom-in Penjelasan Mahfud MD soal Penggunaan Gas Air Mata hingga Ribuan Suporter Turun Tribun
TRIBUNJATIM.COM/PURWANTO P
Potret kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. Ayah satu korban menangis anak tiada - Pasalnya, diceritakan Mahfud, saat kejadian tragedi Kanjuruhan terjadi, setelah pertandingan selesai, ribuan penonton turun dari tribun ke lapangan. 

TRIBUNNEWS.COM -  Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memberikan penjelasan mengenai penggunaan gas air mata.

Sering kali penggunaan gas air mata dianggap obsesif atau bahkan mungkin dianggap sebuah tindakan yang harus dilakukan karena terpaksa.

Pasalnya, diceritakan Mahfud, saat kejadian tragedi Kanjuruhan terjadi, setelah pertandingan selesai, ribuan penonton turun dari tribun ke lapangan.

Keadaan menjadi tak terkendali hingga mungkin gas air mata ini ditembakkan.

Kendati demikian pihaknya tetap akan mendalami kejadian ini.

Termasuk apakah gas air mata telah kadaluarsa atau tidak.

Baca juga: Temuan Baru Polisi Terkait Tragedi Kanjuruhan, 46 Botol Miras Oplosan Ditemukan di Sekitar Stadion

"Itu bisa abuse of power menurut beberapa sumber, tapi juga bisa kalau lihat keterangan yang resmi ya yang resmi nanti kita selidiki dulu itu bisa juga darurat (penggunaan gas air mata)."
"Karena begini, begitu pemainnya turun selesai (pertandingan), lalu kira-kira 2.000 atau 3.000 orang turun mendadak dari (tribun)."

"Keadaan sudah tidak terkendali, ada yang mengejar pemain, ada yang berteriak-teriak macam-macam dari berbagai penjuru."

Berita Rekomendasi

"Saya juga mendapat penjelasan dari beberapa orang di lapangan kalau Arema itu main begitu selesai main itu biasanya penonton turun untuk mengucapkan terima kasih kepada penonton kalah atau menang, tapi yang terjadi kemarin bukan orang (mengucapkan terima kasih) tapi orang marah-marah dan berteriak (mereka) bukan orang mau menyampaikan selamat."

Baca juga: Cerita Anggota TGIPF Kanjuruhan Nugroho Setiawan Saksikan Rekaman Penonton Meregang Nyawa

"Nah ini pun harus kita selidiki dulu, apakah ini karena terpancing lebih dulu oleh gas air mata atau bagaimana, kita kita konstruksikan dulu situasinya," jelas Mahfud MD dalam tayangan Rosi Kompas Tv, Sabtu (9/10/2022).

Mahfud pun telah memerintahkan tim untuk mendatangai stadion Kanjuruhan di Malang.

"Bagaimana menimbangnya bahwa penggunaan gas air mata itu adalah sesuatu yang dianggap perlu dan bagaimana juga menimbangnya bahwa gas air mata itu sebagai sebuah tindakan yang abuse of power yang menyebabkan ratusan orang meninggal," lanjut Mahfud.

Selanjutnya, dari temuan-temuan tadi, tim akan mengonstruksikan data itu secara benar.

Foto ini diambil pada 1 Oktober 2022 menunjukkan anggota tentara Indonesia mengamankan lapangan setelah pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur. - Sedikitnya 127 orang tewas di sebuah stadion sepak bola di Indonesia pada akhir 1 Oktober ketika para penggemar menyerbu lapangan dan polisi merespons dengan gas air mata, yang memicu penyerbuan, kata para pejabat. (Photo by AFP)
Foto ini diambil pada 1 Oktober 2022 menunjukkan anggota tentara Indonesia mengamankan lapangan setelah pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur. - Sedikitnya 127 orang tewas di sebuah stadion sepak bola di Indonesia pada akhir 1 Oktober ketika para penggemar menyerbu lapangan dan polisi merespons dengan gas air mata, yang memicu penyerbuan, kata para pejabat. (Photo by AFP) (AFP/STR)

Baca juga: TGIPF Temukan Bukti Penting Tragedi Kanjuruhan, Kini Kumpulkan Keterangan Penggunaan Gas Air Mata

Apakah gas air mata itu ditembakkan ke tribun penonton yang sebenarnya sedang berusaha untuk keluar atau menyelamatkan diri dan apakah ini merupakan tindakan obsesif dari tindakan pengaman itu.

"Kalau saya nonton sepak bola di mana-mana biasanya misalnya 10 menit sebelum pertandingan bubar semua pintu udah dibuka ini sudah orang ribut (penontonnya) tapi belum dibuka (pintunya) juga gitu sampai ada korban jiwa, itu Presiden tau dan itu yang disampaikan catatan oleh Presiden ke saya bahwa Presiden sudah pernah ke Kanjuruhan," jelas Mahfud.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas