Mengenang 20 Tahun Tragedi Bom Bali dan Kisah Trauma Para Penyitas
Hari ini, Rabu (12/10/2022) tepat 20 tahun yang lalu tragedi bom Bali terjadi. Berikut kisah trauma para penyitas tragedi tersebut.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Whiesa Daniswara
Wajah dan tubuhnya terkena pecahan kaca dari kaca depan mobilnya.
Putra menderita luka bakar parah di lengan kiri dan dada.
Baca juga: Terduga Teroris JI di Bekasi Seorang Residivis, Pernah Ditangkap karena Sembunyikan Pelaku Bom Bali
Dia harus menjalani operasi pada mata kirinya.
Butuh waktu berbulan-bulan baginya untuk pulih.
Tetapi bahkan saat itu, dia telah kehilangan 20 persen penglihatannya di mata kirinya.
Rekan Putra, Thiolina Marpaung, berada di jok belakang mobilnya.
Marpaung mengalami luka-lukanya jauh lebih parah.
Gelombang pecahan peluru dan pecahan kaca merusak kedua matanya begitu parah, sehingga dia tidak bisa melihat apa pun selama berhari-hari.
Dia menghabiskan enam tahun berikutnya masuk dan keluar dari rumah sakit.
Dia juga harus menjalani beberapa kali operasi di Indonesia dan Australia.
Bahkan kemudian, dia hanya bisa mendapatkan kembali sebagian kecil dari penglihatannya.
"Mata saya tidak bisa fokus dengan benar dan cepat. Penjajaran juga tidak aktif. Saya tidak bisa mengatasi perubahan cahaya yang tiba-tiba," kata Marpaung sebagaimana dikutip CNA.
Baca juga: Gelar Doa 19 Tahun Peristiwa Bom Bali, Kepala BNPT: Terorisme Menjadi Perhatian Semua Pihak
"Setiap dua bulan, saya masih harus pergi ke dokter untuk mengganti silikon yang menjaga retina saya."
"Pada malam hari, sangat sulit bagi saya untuk melihat apa pun," ungkapnya.