Pimpinan MPR: Kolaborasi yang Kuat Semua Pihak Penting untuk Wujudkan Pengurangan Risiko Bencana
Lestari Moerdijat berpendapat dengan berkurangnya risiko bencana berarti mendukung kemajuan dalam upaya penanggulangan bencana.
Editor: Hasanudin Aco
Dengan sejumlah kondisi itu, Djati menilai, peran serta masyarakat sangat penting dalam upaya pengurangan risiko bencana. Tugas para akademisi, jelas Djati, menjelaskan agar kearifan lokal menjadi logis sehingga dapat diterapkan dalam proses penanggulangan bencana.
Wakil Ketua MPBI Dicky Chresthover Pelupessy berpendapat dengan banyaknya kearifan lokal yang ada, kita harus mengoptimalkan kearifan lokal itu dalam merespon bencana.
Karena bagaimana pun, tegas Dicky, yang pertama kali merespon bencana itu masyarakat lokal di kawasan yang terdampak.
Dicky menyarankan agar posisi kearifan lokal dalam tata kelola penanggulangan bencana diperjelas. Setiap potensi yang dimiliki masyarakat, tambahnya, harus bisa dimaksimalkan dalam sebuah tata kelola.
Direktur Yayasan Skala Indonesia,Trimalaningrum menilai masyarakat lokal itu bagaikan ilmuwan sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya mampu melindungi mereka dari ancaman bencana.
Soal kerentanan perempuan dalam setiap bencana, Trimalaningrum berpendapat, sebenarnya sudah banyak aturan yang mampu melindungi perempuan saat bencana terjadi.
Namun, jelasnya, aturan yang ada kerap kali terabaikan.
Di akhir diskusi, jurnalis senior Saur Hutabarat mempertanyakan kemungkinan kearifan lokal diangkat menjadi kearifan nasional, sehingga mampu mengisi kekosongan dalam proses mitigasi bencana secara umum di tanah air.
Di sisi lain, Saur juga mempertanyakan, bila kawasan-kawasan yang dilalui lempeng tektonik dan lempeng gempa bumi sudah teridentifikasi, mengapa tidak dilakukan relokasi sejak dini, agar kita tidak perlu lagi merehabilitasi kawasan yang rawan bencana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.