TGIPF Rekomendasikan Beberapa Poin Jika Liga 1 Kembali Dilanjutkan
Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Nugroho Setiawan merekomendasikan beberapa poin penting jika Liga 1 akan digelar kembali.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Nugroho Setiawan merekomendasikan beberapa poin penting jika Liga 1 akan digelar kembali.
Poin utama yang ia sebutkan ialah mengenai kapasitas penonton di stadion yang harus disesuaikan dengan kondisi kapasitas stadion tersebut.
"Kalau enggak mungkin 25 ribu pentonton, dan terpaksa 18 ribu, ya itu harus dipatuhi kalau mau selamat," ujar Nugroho.
"Jadi mitigasi itu pencegahan risiko yang bakal terjadi, dan dampaknya apa. Jadi kalau mungkin mengubah struktur fisik, kan perlu lama. Mungkin dibatasi dulu jumlah penontonnya, ini juga termasuk edukasi untuk suporter," lanjutnya.
TGIPF bakal melakukan audit seluruh stadion di Indonesia bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI untuk membuat tiga klasifikasi setiap stadion.
Klasifikasi itu terdiri dari stadion yang mumpuni untuk menggelar pertandingan dengan risiko rendah, menengah, dan tinggi.
Kendati demikian, Stadion Kanjuruhan tetap menjadi prioritas utama untuk dibenahi.
"Dari hasil audit kan nanti ketahuan, kelemahannya apa, kemudian mitigasinya apa. Klasifikasinya ya high risk, medium risk, dan low risk. Ini perlu dibuat untuk mengantisipasi kejadian seperti ini (Tragedi Kanjuruhan) terulang di masa mendatang," kata security officer berlisensi FIFA tersebut.
Lebih lanjut, Nugroho juga menyebut, rencana evakuasi seluruh stadion juga harus diselaraskan, lantaran kepanikan penonton bukan hanya ditimbulkan saat terjadi kerusuhan, tapi bisa faktor lain seperti gempa bumi atau kebakaran.
Baca juga: Tunggu Laporan TGIPF, Wapres: Nanti Akan Kelihatan Siapa yang Tanggungjawab Tragedi Kanjuruhan
"Saya kemarin ikut ke Malang, tapi saya melihat infrastrukturnya. Jadi memang kemarin itu kalau dari sisi saya, kesimpulannya adalah kegagalan evakuasi," ungkap Nugroho.
"Rencana evakuasi harus sama di setiap stadion. Kita harus mengantisipasinya, kejadian kan bisa saja bukan karena kerusuhan. Bisa saja karena kebakaran, bisa saja karena gempa bumi," sambungnya.