Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenag: Siswa Madrasah Harus Miliki Kemampuan Sains Berkarakter Agamis

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar Ali mengatakan siswa madrasah harus memiliki kemampuan sains berkarakter agamis.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Kemenag: Siswa Madrasah Harus Miliki Kemampuan Sains Berkarakter Agamis
ist
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar Ali pada penutupan Kompetisi Sains Madrasah dan Madrasah Young Reasercher Supercamp (MYRES) 2022 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (13/10/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar Ali mengatakan siswa madrasah harus memiliki kemampuan sains berkarakter agamis.

Nizar Ali mengaku bangga, di tengah bangsa ini lahir generasi muda yang andal dalam sains

"Jadilah cendekiawan yang santun dan dapat menjadi panutan. Di dunia ini, kalian harus bisa membawa kedamaian, bukan kegalauan," kata Nizar Ali melalui keterangan tertulis, Jumat (14/10/2022).

Hal tersebut diungkapkan oleh Nizar Ali pada penutupan Kompetisi Sains Madrasah dan Madrasah Young Reasercher Supercamp (MYRES) 2022 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (13/10/2022).

Nizar Ali berharap gelaran ini dapat memberikan pengalaman yang berharga dan bermanfaat untuk kemajuan madrasah secara umum dan untuk pengembangan diri siswa-siswi madrasah menjadi lebih baik di masa mendatang.

"Generasi muda di masa kini, harus pintar, cepat tanggap, gesit, dan sat set" ucap Nizar Ali.

Sebanyak 165 medali, di antaranya 33 medali emas, 55 medali perak, dan 77 medali perunggu berhasil diboyong oleh masing-masing pemenang di tingkat MI, MTs dan MA.

BERITA REKOMENDASI

Medali emas di antaranya diboyong oleh Muhammad Rizqi Nugraha, siswa MAN 2 Kota Serang, yang menjuarai Matematika Terintegrasi pada kelompok SLTA.

Sementara untuk kelompok MTs, di antara yang memboyong medali emas adalah Muhamad Dhiya' Ulhaq, siswa MAN 2 Kota Kediri yang menjuarai Biologi Terintegrasi.

Baca juga: 5 Siswa Papua Barat Raih Emas Sains Internasional Lewat Penelitian Tradisi Bakar Batu atau Barapen

Pada kelompok sekolah dasar, semua medali emas disabet oleh siswa SD, tidak satupun yang jatuh tangan siswa Madrasah Ibtidaiyah.

Gelaran KSM yang ke-11 ini diikuti 374 siswa, yang merupakan perasan dari 135.129 pendaftar.

Namun para pendaftar ini berguguran di KSM tingkat provinsi, kabupaten, atau tumbang saat seleksi.


Perinciannya, untuk tingkat MI diikuti oleh 68 siswa dengan 2 bidang lomba, yaitu Matematika dan Sains IPA. Sementara untuk tingkat MTs diikuti oleh 102 siswa dengan 3 bidang lomba, yaitu Matematika, IPA, dan IPS.

Sedangkan untuk tingkat MA diikuti oleh 204 peserta, dengan enam mata pelajaran yang dilombakan, yaitu: Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Ekonomi, dan Geografi. 

Pada saat yang sama digelar pula Madrasah Young Researcher Super Camp (MYRES), sebuah ajang kompetisi penelitian dan penulisan karya ilmiah berbasis riset.

Tahun ini panitia MYREST menerima 9.220 proposal penelitian, kemudian diperas menjadi 156 proposal terbaik dalam tiga bidang penelitian, yaitu bidang Sains dan Teknologi, Sosial dan Humaniora, serta Keagamaan.

Sebanyak 156 tim yang mengajukan proposal itu kemudian dibekali workshop selama empat hari dengan narasumber dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Universitas Islam Negeri (UIN).

Baca juga: Kemendikbudristek: OSN 2022 Dorong Pengembangan Talenta Sains Indonesia

Selanjutnya dilakukan pendampingan selama satu bulan ketika dalam proses penelitian. 

Para juri kemudian menetapkan 36 proposal terbaik, yang masuk ke ajang grand final dan hasilnya dipamerkan di expo.

Salah satu pemenang MYRES 2022 adalah Tim Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Kediri, yang menemukan alat pendeteksi komplikasi diabetes.

Tim yang beranggotakan Bayu Cahyo Bintoro dan Intan Asmi Sahari, keduanya kelas 11, mempresentasikan hasil risetnya dengan judul "Pendeteksi Kadar C- Reaktif Protein (CRP) Saliva pada Pasien DMT 2 dalam Penentuan Derajat Komplikatif berbasis Machine Learning".

Alat ini dinamai CRP Strip, yang memiliki kemampuan mengukur kadar protein reaktif C pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2, tanpa mengambil sampel darah. Temuan ini menggunakan teknik analisa saliva atau air liur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas