Laporan TGIPF: Tragedi Kanjuruhan Lebih Mengerikan dari yang Beredar di TV dan Medsos
(TGIPF) menyampaikan hasil investigasi tragedi Kanjuruhan, kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana pada pukul 13.30 WIB.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyampaikan hasil investigasi tragedi Kanjuruhan, kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana pada pukul 13.30 WIB.
Ketua TGIPF Mahfud MD mengatakan bahwa hasil investigasi tersebut nantinya akan diolah presiden dan digunakan untuk menentukan kebijakan olahraga nasional.
“Nanti hasil laporan itu akan diolah oleh bapak Presiden untuk kebijakan keolahragaan nasional dengan melibatkan stakeholders tentu saja yang ada menurut peraturan perundang-undangan,” kata Mahfud di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, (14/10/2022).
Mahfud mengatakan berdasarkan temuan TGIPF jatuhnya korban di Kanjuruhan lebih mengerikan dibandingkan dari gambar atau video yang bereder di televisi ataupun media sosial.
“Fakta yang kami temukan korban yang jatuh itu proses jatuhnya korban itu jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi maupun di Medsos,” kata Mahfud.
TGIPF kata Mahfud merekonstruksi 32 CCTV yang dimiliki oleh aparat. Dari hasil rekonstruksi tersebut, jatuhnya korban bukan hanya sekedar di semprot gas air mata lalu meningggal.
Baca juga: TGIPF Serahkan Hasil Investigasi Tragedi Kanjuruhan ke Presiden Jokowi
“Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama, satu bisa keluar yang satu tertinggal yang di luar balik lagi untuk nolong temannya terinjak-injak mati, ada juga yang memberi bantuan apa pernafasan itu karena apa satunya sudah tidak bisa bernafas membantu kena semprot juga mati gitu, itu ada di situ. lebih mengerikan daripada yang beredar karena ini ada di CCTV,” pungkasnya.