Erick Thohir Ajak Kolaborasi dalam Transformasi Sepak Bola Indonesia
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan, untuk memperjuangkan sepak bola Indonesia agar tidak mendapatkan sanksi FIFA
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan, untuk memperjuangkan sepak bola Indonesia agar tidak mendapatkan sanksi FIFA pasca tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Erick bahkan mendatangi langsung kantor FIFA.
Tidak hanya itu, Erick Thohir juga fokus mendorong hadirnya transformasi dari cabang olahraga nomor satu ini.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah dengan FIFA terus menjalin komunikasi mendalam.
Bahkan, sebelum rencana FIFA yang ingin berkantor di Indonesia tiba.
Mantan Presiden Inter Milan ini mengungkapkan, sampai saat ini baik pemerintah maupun FIFA masih terbuka dan terus mendengar berbagai masukan.
Termasuk dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin oleh Mahfud MD.
"Nanti kesepakatan antara FIFA dan pemerintah akan dibicarakan hari ini sudah ada masukan dari tim investigasi. Konteksnya kembali masih masukan, bukan menjadi keputusan," kata Erick Thohir seperti dikutip di laman Instagram @erickthohir, Minggu (16/10/2022).
Dia menegaskan bahwa kondinasi intens antara pemerintah dan FIFA dilakukan demi untuk menyongsong lembaran baru sepak bola Indonesia.
Terutama agar peristiwa-peristiwa buruk yang terjadi bahkan sebelum tragedi Kanjuruhan tidak akan pernah terulang kembali.
"Semuanya harus dibongkar habis, harus mulai dari yang baru. Kalau mau sepak bola kita berbicara di mata dunia," terang Erick Thohir.
Baca juga: Erick Thohir: Jangan Salah-salahan, Tragedi Kanjuruhan Momentum Perbaikan Sepak Bola Dalam Negeri
Karena itu, dirinya berharap agar seluruh stakeholder yang memiliki kaitan dengan pesepakbolaan Indonesia dapat bersatu.
Artinya, dia melanjutkan, saling bergandengan tangan berjalan beriringan untuk kemajuan sepak bola Tanah Air ke depan.
"Kita ingin membicarakan sepak bola. Kita mulai ke depan, PSSI ke depan. Peran pemerintah ke depan. Bukan yang hari ini, kemarin, dulu. Kita itu bisa sukses kalau apa, kerja gotong royong," tandasnya.