Menkes: Dugaan Terbesar Gangguan Ginjal Akut di Indonesia karena Konsumsi Obat Sirup
Berdasarkan data per 21 Oktober 2022 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia sebanyak 241.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dugaan terbesar penyakit gangguan ginjal akut pada ratusan anak di Indonesia adalah konsumsi obat sediaan sirup.
Dari penelitian yang dilakukan pihaknya dari ginjal pasien ditemukan tiga zat berbahaya yakni etilen glikol/ethylene glycol (EG), dietilen glikol/diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).
"Jauh lebih pasti dibandingkan sebelumnya, karena memang terbukti ini ada di anak anak. Didarah anak terbutki mengandung senyawa ini," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (21/10/2022).
Selain itu, ditemukan pula rusaknya ginjal karena senyawa berbahaya tersebut.
"Kita sudah ambil biopsi rusaknya ginjal konsisten dengan akibat senyawa ini," imbuhnya.
Baca juga: Kemenkes Temukan 102 Obat Sirup dari Rumah Pasien Gangguan Ginjal Akut
Sebelumnya, pihaknya telah mendatangi 156 rumah pasien gangguan ginjal dan menemukan 102 obat sediaan sirup dari rumah pasien yang mengandung senyawa tersebut.
"Walaupun belum 100 persen tahu mana berbahaya dan tidak, 75 persen sudah tau kira-kira ini sebabkan apa, maka larang diresepkan, dan larang juga untuk dijual," ujar dia.
Berdasarkan data per 21 Oktober 2022 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia sebanyak 241.
Kasus tersebut tersebar di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus yang ada.
"Ini terjadi peningkatan mulai bulan Agustus. Jadi meninggal karena gangguan ginjal ini normal selalu terjadi cuma jumlahnya kecil sebulan satu dua nggak pernah tinggi," kata Menkes.