Adaptasi Digital Meningkat Hingga 30 Persen di Masa Pandemi
Global Head Technology Media & Telecommunication Boston Consulting Group, Vaishali Rastogi mengatakan adaptasi digital meningkat 20-30 persen di masa
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Global Head Technology Media & Telecommunication Boston Consulting Group, Vaishali Rastogi mengatakan adaptasi digital meningkat 20-30 persen di masa pandemi.
Menurut Vaishali, ini membuktikan perubahan yang masif dari praktek konvensional ke digital. Hal ini sejalan dengan fokus pemerintah melalui Kementerian BUMN tentang transformasi digital.
Kementerian BUMN melaksanakan kegiatan SOE International Conference sebagai komitmen pemerintah untuk mendukung implementasi aspek Environment, Social, and Governance (ESG) dan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di sektor kesehatan, inklusi keuangan, transformasi digital, dan transisi energi.
"Vietnam, Thailand, dan Indonesia jauh lebih maju dalam melakukan adaptasi digital. UMKM sudah melakukan transaksi secara digital dengan menjual barang melalui e-commerce dan juga pembayaran secara digital," ujar Vaishali dikutip Minggu (23/10/2022).
Dia menjelaskan, saat ini yang terpenting dalam melakukan transformasi digital adalah memberikan produk dan layanan yang bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Utamanya bagi pelaku UMKM agar bisnisnya semakin juara di tengah pandemi dan tantangan global.
"Jadi bagaimana teknologi benar-benar dapat memberikan solusi kepada UMKM Anda dan pelanggan lainnya. Bisa juga smart city, smart government. Jadi ini merupakan rangkaian layanan, ada layer di atas dan di tengah, di bawah, ini satu kesatuan yang saya sebut platform," jelasnya.
Meski demikian, Vaishali menuturkan pentingnya kolaborasi swasta dan pemerintah untuk mendorong transformasi digital.
Menurutnya, tak perlu terlalu cepat untuk menerapkan transformasi digital, yang terpenting adalah hal ini bisa dilakukan secara menyeluruh, termasuk memperkuat infrastruktur yang dibutuhkan.
"Karena di dunia yang mendukung teknologi dan digital ini, kecepatan bukan satu-satunya hal yang penting, tapi juga cara kerja itu penting. Jadi saya juga mendorong pada penguatan layanan, infrastruktur, kemitraan, dan membuat cara kerja yang berbeda agar tidak ketinggalan," jelasnya.
Baca juga: Habisi Nyawa Icha Hingga Membuang Jenazah Korban, Rudolf Hanya Butuh Waktu Satu Hari
Wakil Menteri II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengungkapkan bahwa BUMN harus memanfaatkan momentum tren digitalisasi ini dengan membangun ekosistem digital agar bisa terus berkembang.
“Di sektor perbankan, kami melakukan inovasi melalui Livin’ by Mandiri. Sebuah super app yang tidak hanya untuk transaksi perbankan tetapi juga bisa membeli tiket pesawat, booking hotel, kereta api, dan lain-lain. Indonesia bisa menciptakan ekosistem digital melalui super app. Untuk hal ini, kami boleh dibilang lebih maju dari negara lain,” ujar Tiko.
Ia menambahkan, Indonesia termasuk negara yang cepat dalam melakukan adopsi digital di masa pandemi. Karena itu, pemerintah akan mendorong tren digitalisasi ini ke sektor industri.
“Kami sudah melihat upaya Telkom membangun BTS di daerah terpencil sebagai upaya untuk membuka akses telekomunikasi. Ini merupakan investasi di sektor back end. Hal ini tentunya bertujuan menciptakan ekosistem digital yang semakin merata di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Kementerian BUMN menyelenggarakan SOE International Conference: Driving Sustainable and Inclusive Growth pada 17-18 Oktober 2022 di Nusa Dua, Bali. Kegiatan tersebut bagian dari Trade Investment and Industry Working Group (TIIWG) Road to G20.