Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Deklarasi Anies Baswedan dan Penunjukan Heru Budi, Pengamat : 'Bisa Jadi Bibit Politik Identitas'

Menurut Ari Nurcahyo penunjukan keduanya seakan membuat publik kembali mengulangi lagi pilkada DKI dan seolah publik kembali mengulangi Pilkada DKI

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Deklarasi Anies Baswedan dan Penunjukan Heru Budi, Pengamat : 'Bisa Jadi Bibit Politik Identitas'
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berjabat tangan dengan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan usai pelantikan di Gedung Kemendagri, Jakarta, Senin (17/10/2022). Mendagri Tito Karnavian melantik Heru Budi Hartono sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta untuk mengisi kekosongan jabatan hingga digelarnya Pilkada Serentak 2024 mendatang seiring berakhirnya masa jabatan Gubernur definitif DKI Jakarta. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menyebutkan deklarasi capres Anies Baswedan dan penunjukan Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi bisa menjadi bibit-bibit melahirkan pembelahan politik identitas.

Menurut Ari penunjukan keduanya seakan membuat publik kembali mengulangi lagi pilkada DKI.

"Jokowi memilih PJ pengganti Anies Baswedan yakni Budi Hartono.

Kemudian Budi Hartono mengesankan gimik-gimik antitesa Anies Baswedan," kata Ari kepada Tribunnews di kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022).

Ari mencontohkan Budi Hartono mengganti orang-orangnya Anies Baswedan.

Baca juga: Profil Dirut PT MRT Jakarta Mohamad Aprindy, Baru Dilantik Anies Baswedan Tapi Dicopot Heru Budi 

Kemudian layanan pengaduan warga yang dulu ada di masa Jokowi-Ahok dihidupkan kembali.

Berita Rekomendasi

"Ini bisa jadi bibit-bibit pembelahan yang bisa melahirkan politik identitas.

Hal itu karena masyarakat Jakarta seperti mengulangi lagi masa Pilkada DKI, bahwa Heru ini orangnya Jokowi-Ahok dan Anies Baswedan itu kontra Ahok," ungkapnya.

Menurut Ari praktik tersebut dalam berpolitik sah-sah saja tetapi ada luka bagaimana sejarah pilkada DKI pernah memiliki kontroversi politik identitas.

"Secara normatif Heru meneruskan programnya Anies Baswedan tetapi dalam beberapa hal dia melakukan posisi politik seakan antitesa Anies Baswedan," kata Ari.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas