KSAL Laksamana Yudo Margono: Tidak Tutup Kemungkinan TNI AL akan Gunakan Mobil Listrik
Stasiun Pengisian Bahan Bakar TNI (SPBT) Terpadu I TNI Angkatan Laut (TNI AL) baru saja diresmikan Senin (31/10/2022).
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stasiun Pengisian Bahan Bakar TNI (SPBT) Terpadu I TNI Angkatan Laut (TNI AL) baru saja diresmikan Senin (31/10/2022).
SPBT Terpadu I TNI AL yang berlokasi di Komplek TNI AL Kodamar, Kelapa Gading, Jakarta Utara ini disebut Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono untuk membuat sistem operasional TNI AL lebih efektif dan efisien dari pengawasan hingga distribusi bahan bakar.
Namun, tidak menutup kemungkinan ke depan pihaknya bakal mengembangkan SPBT ini termasuk kendaraan TNI AL, mengingat perkembangan situasi penggunaan mobil listrik saat ini.
"Kita kan selalu mendukung kebijakan pemerintah, ya nanti ke depannya akan kita laksanakan mobil listrik," ujar Yudo di kawasan Kantor Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Dispenal), Senin (31/10/2022).
"Kita bisa lebih efisien lagi kalau menggunakan mobil listrik tapi BBM ini kan juga kebutuhan untuk kendaraan-kendaraan besar," tambahnya.
Baca juga: TNI AL Fokus Pengamanan Perairan Selatan di KTT G20
Seiring berkembangnya zaman, Yudo yakin suatu saat mobil-mobil besar TNI AL ini nanti juga bakal didukung energi listrik dan SPBT tidak diperlukan lagi.
Namun waktu untuk hal ini tentu disebut Yudo masih akan lama.
"Kalau nanti kendaraan kecil menggunakan listrik, ya tentunya ini juga mendukung kendaraan besar. Mungkin ke depannya lagi perkembangan situasi semuanya listrik, otomatis SPBT ini sudah tidak diperlukan lagi, tapi itu tahun berapa kita tidak tahu," ucapnya.
Ia juga menambahkan, sejauh ini mobil-mobil listrik di Eropa pun masih banyak juga yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca juga: TNI AL Pamerkan Teknologi Kapal Buatan Indonesia di Indo Defence 2022
Apalagi mengingat daya tempuh tranportasi hingga saat ini masih memerlukan BBM untuk jarak perjalanan yang jauh.
Sehingga, proses dari penggunaan BBM menjadi energi listrik untuk diterapkan di seluruh transportasi, dalam hal ini termasuk kendaraan TNI AL, disebut Yudo akan berjalan secara perlahan.
"Tapi yang saya lihat kemarin, yang sudah mengenakan mobil listrik di Eropa juga masih ada pom bensin. Karena mobil hybrid, bisa menggunakan setengah bahan bakar dan setengah listrik, sehingga bisa berjalan ke jarak jauh," jelasnya.
"Sehingga untuk jarak dekat kemarin sudah kita evaluasi untuk wilayah Jakarta khususnya nanti kita ubah menjadi kendaraan listrik. Kita ubah dulu kendaraan-kendaraan kecil, kemudian kendaraan penjabat dengan menggunakan listrik, dan bahan bakar kita kontribusikan ke daerah-daerah yang belum ada bahan baka," katanya.