Pemindahan Markas Koarmada I TNI AL dari Jakarta ke Kepri Masuk Tahap Pergeseran Personel
Tahapan proses pemindahan Markas Komando Armada I TNI AL dari Jakarta ke Tanjungpinang, Kepulauan Riau sudah memasuki tahap pergeseran personel.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahapan proses pemindahan Markas Komando Armada I (Koarmada I) TNI Angkatan Laut (AL) dari Jakarta ke Tanjungpinang, Kepulauan Riau terus berlanjut.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan saat ini pihaknya sudah melakukan pergeseran personel dan kemudian dilanjutkan dengan pergeseran material.
Baca juga: KSAL Resmikan SPBT Terpadu I agar Pengelolaan Bahan Bakar di Lingkungan TNI AL Makin Efektif
"Ya tentunya ini personel tidak langsung kita rombak semuanya ke sana. Ini memanfaatkan personel yang sudah ada di sana, jadi personel Armada I itu nanti 80 persen diawaki personel Lantamal IV yang sudah settle di sana," ujar Kasal Yudo di kawasan Kantor Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Dispenal), Jakarta Utara, Senin (31/10/2022).
Kasal Yudo melanjutkan personel Lantamal IV yang ada di Batam nanti bakal diawaki oleh Lanal Batam.
"Kemudian, personel Lanal Batam nanti kita ambil sedikit kemudian ditambah lagi dengan personel dari Satdik di Tanjung Leban," jelasnya.
Rencananya segala pemindahan ini bakal selesai pada 5 Desember 2022 mendatang, bertepatan dengan Hari Armada RI.
Para Armada I nantinya bakal berada di Tanjung Pinang, Lantamal IV di Batam, dan Lanal Batam menjadi Lanal Bintan.
Kasal Yudo berharap pada tahun 2023 mendatang semuanya sudah dapat berjalan efektif dan efisien dalam tugas pengendalian pengendalian daerah yang rawan strategis.
"Harapan saya tanggal 5 Desember sudah settle semuanya. Kemudian Gupurla I sudah settle di Natuna, kemudian Guskamla I sudah settle di Sabang," ucap Kasal Yudo.
"Sehingga tahun 2023 sudah efektif semuanya bisa melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien dalam pangkalan di daerah daerah yang rawan strategis. Daerah operasionalnya di Natuna Utara, Selat Malaka, dan Selat Singapura," tambahnya.