Srikandi Hanura Ikut Parade Nusantara, Pecahkan Rekor MURI
Srikandi Hanura bersama puluhan ribu peserta lainnya mengikuti Parade Nusantara di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (6/11/2022).
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus dan anggota organisasi sayap Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Srikandi Hanura bersama puluhan ribu peserta lainnya mengikuti Parade Nusantara di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (6/11/2022).
Kegiatan diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), sebagai pemrakarsa parade budaya Nusantara, oleh komunitas terbanyak di seluruh Indonesia.
Puluhan ribu peserta itu berasal dari 77 kementerian/ lembaga, 17 perusahaan di bawah Kementerian BUMN, dan 125 komunitas. Adapun rute parade yakni Sarinah - Bundaran HI - Sarinah.
Ketua Umum Srikandi Hanura, Tari Siwi Utami mengatakan, untuk mengikuti kegiatan ini, pihaknya melakukan persiapan selama tiga minggu.
"Semangat daripada ibu-ibu komunitas luar biasa, sehingga semuanya bersatu untuk kegiatan pada hari ini," katanya, dalam keterangannya pada Minggu 6 November 2022.
Tari menjelaskan, pihaknya mengikuti kegiatan ini karena Srikandi Hanura ingin menjaga nilai-nilai nasionalisme di tengah masyarakat.
"Jadi seluruh anggota Srikandi Hanura harus mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi," ujarnya.
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli menjelaskan, kegiatan ini diselenggarakan karena dapat memperkuat budaya Indonesia. Ia yakin, parade ini mempersempit ruang gerak ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Baca juga: Parade Budaya Nusantara, Para Wanita Berkebaya Jalan Kaki Di Jalan Thamrin Jakarta
Lebih lanjut, kata Boy, kegiatan ini membuktikan bahwa simbol daerah dari Sabang sampai Merauke ini merupakan satu kesatuan. Untuk itu, ia mewanti-wanti orang-orang tidak bertanggung jawab yang intoleran tidak mencoba merusak kebudayaan Indonesia.
"Kepada pihak-pihak lain yang mencoba melakukan trans budaya, yang tidak berkepribadian Indonesia untuk tidak mempengaruhi. Apalagi anak bangsa kita dengan hal-hal yang buruk," tutupnya.