Demo Gagal Ginjal Akut, LKMI PB HMI: Kepala BPOM Tidak Punya Kompetensi di Bidang Kesehatan
Gelar yang dimiliki Penny K. Lukito bertolak belakang dengan jabatan sebagai Kepala BPOM.
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Koordinasi Nasional Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (Bakornas LKMI PB HMI) menggelar aksi unjuk rasa terkait kasus gagal ginjal akut di Gedung BPOM, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2022).
Koordinator aksi Muhammad Abni Setiawan Bakornas LKMI PB HMI mengatakan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito dinilai tidak punya kompetensi di bidang kesehatan.
“Bagi saya Kepala BPOM ini tidak kompeten melihat dari bagaimana basic keilmuannya, dia nggak sama sekali berintegrasi dengan bagaimana obat dan makanan,” kata Muhammad Abni Setiawan saat unjuk rasa di kantor BPOM, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2022).
Baca juga: Kemenkes: Pasien Sembuh Gagal Ginjal Akut Bisa Pulih 100 Persen
Penny Lukito, kata dia, merupakan seorang Insinyur di bidang lingkungan.
Menurut dia, gelar yang dimiliki Penny itu tersebut bertolak belakang dengan jabatan sebagai Kepala BPOM.
Dia beranggapan, ketidaksesuaian latar belakang ini membuat jabatan Kepala BPOM harus disesuaikan, sehingga perlu sosok yang berlatar belakang kesehatan untuk memimpin.
“Apalagi beliau merupakan teknik lingkungan, maka kami mendorong bahwa harus ada pemecatan,” katanya.
Lebih jauh Abni mengatakan pihaknya mendorong pemerintah menuntaskan kasus gagal ginjal akut ini.
Hal itu dapat dilakukan dengan mengusut tuntas proses produksi hingga peredaran obat hingga ke tangan masyarakat.
“Intensitas penyelidikan itu harus tetap dilaksanakan dan bahkan mengusut kalau perlu mengusut Kepala BPOM,” tuturnya.
PB HMI, kata dia, akan terus melakukan gerakan sehingga pemerintah dapat mengusut tuntas kasus gagal ginjal akut yang menyebabkan kematian hingga 190 jiwa ini.
Baca juga: Indonesia Kebobolan Kasus Gagal Ginjal Akut, HMI: BPOM Jangan Lepas Tangan
“Kami tetap untuk terus melakukan gerakan untuk bagaimana memberikan teguran dan juga kami menginginkan bahwa ada perlindungan kepada korban-korban,” tuturnya.
“Maka itu kami ucapkan turut berduka cita kepada para korban. Karena anak itu adalah harapan apalagi di usia dini sudah dihilangkan nyawanya,” lanjut Abni.