Ajudan Dengar Suara Tembakan Saat Yosua Dibunuh: Dum, dum, dum!
Romer awalnya mengira letusan tembakan tersebut bahwa rumah mantan Kadiv Propam Polri itu ditembak.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ajudan Ferdy Sambo bernama Adzan Romer mendengar letusan tembakan saat pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Yang pertama saya dengar tiga (tembakan), dum, dum, dum," kata Romer saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).
Romer awalnya mengira letusan tembakan tersebut bahwa rumah mantan Kadiv Propam Polri itu ditembak.
"Setelah saya mendengar suara tembakan, saya langsung cek senjata langsung saya kokang. Saya pikir tembakan dari arah depan. Jadi saya pikir rumah kita ini ditembakin dari depan," ucapnya.
Mendengar tembakan itu, Romer langsung bergegas melihat ke depan rumah dinas suami Putri Candrawathi tersebut.
"Melihat ke depan Pak, setelah melihat ke depan saya kembali ke belakang ke garasi, kemudian ke kamar mandi saya analisa saya ke dalam," ujarnya.
Diketahui, dalam perkara dugaan pembunuhan berencana Brigadir J ini turut menyeret Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka Ricky Rizal, Kuwat Maruf dan Bharada Richard Eliezer sebagai terdakwa.
Baca juga: Dengar Suara Tembakan Saat Yousa Dieksekusi, Ajudan Adzan Romer Mengira Rumah Ferdy Sambo Ditembak
Tak hanya dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah, khusus untuk Ferdy Sambo juga turut dijerat dalam kasus perintangan penyidikan atau obstruction of justice.
Para terdakwa pembunuhan berencana itu didakwa melanggar pasal 340 subsidair Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.