Gedung MA Dijaga Anggota TNI, KPK Sebut Tak Terkait Penggeledahan Kasus Hakim Agung
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri memastikan pengamanan itu bukan buntut dari penggeledahan oleh tim penyidik di kantor MA beberapa waktu lalu.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Hasanudin Aco
Sebanyak enam orang insan MA terjerat dalam kasus dugaan suap penanganan perkara di KPK. Mereka ialah hakim agung Sudrajad Dimyati; hakim yustisial/panitera pengganti MA Elly Tri Pangestu; PNS pada Kepaniteraan MA Desy Yustria dan Muhajir Habibie; serta PNS MA Albasri dan Nurmanto Akmal.
Mereka telah diberhentikan untuk sementara waktu hingga ada putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap atau inkrah.
Ketua MA M Syarifuddin pun telah menarik perkara-perkara yang diadili oleh Sudrajad. Posisi Sudrajad dalam perkara-perkara dimaksud digantikan oleh hakim agung lainnya.
Dalam kasus ini, berperan sebagai pihak pemberi suap ada pengacara Yosep Parera dan Eko Suparno serta Debitur Koperasi Simpan Pinjam Intidana Heryanto Tanaka dan Ivan Dwi Kusuma Sujanto.
Jumlah uang suap yang diserahkan secara tunai oleh Yosep dan Eko pada Desy selaku representasi Sudrajad sekitar 202.000 dolar Singapura (ekuivalen Rp2,2 miliar).
Dari jumlah itu, Desy menerima sekira Rp250 juta, Muhajir menerima sekira Rp850 juta, Elly Tri menerima sekira Rp100 juta dan Sudrajad menerima sekira Rp800 juta yang penerimaannya melalui Elly Tri.
Dalam perjalanannya, tim penyidik KPK telah menggeledah Gedung MA sebanyak dua kali, yakni pada Jumat (23/9/2022) dan Selasa (1/11/2022).
Adapun yang digeledah penyidik KPK diantaranya ruangan hakim agung Prim Haryadi dan Sri Murwahyuni serta Sekretaris MA Hasbi Hasan.