Uni Eropa Hadirkan Solusi Dukung Transisi Ekonomi Hijau Indonesia Lewat Climate Innovation League
Delegasi Uni Eropa dan Ecoxyztem meluncurkan Program Climate Innovation League pada Juni 2022. Program ini kini telah melahirkan startup tingkat
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEW.COM, JAKARTA - Climate Innovation League, sebuah program eskalasi startup atau perusahaan rintisan pada isu lingkungan dan perubahan iklim telah berakhir setelah tiga bulan menjalankan program bimbingan bersama para pakar industri.
Diketahui program Climate Innovation League diselenggarakan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia bersama Ecoxyztem venture builder dengan dukungan EIT Climate-KIC sebagai inisiator inovasi iklim utama di Uni Eropa.
Delapan startup tingkat early stage dan tingkat universitas telah dipilih sebagai pemenang dan siap untuk berkontribusi dalam transisi ekonomi hijau Indonesia.
Pemenang kategori early stage adalah Biki (pertanian berkelanjutan), Plana (daur ulang plastik), Transisi (transportasi berkelanjutan), dan Electric Wheel (transportasi berkelanjutan).
Sementara, pemenang pada kategori tingkat universitas adalah Bricqoff (briketramahlingkungan), MicroX (produsen biogas), WaterCoin (penyedia air minum), dan 360 energy (listrik tenaga air).
Para pemenang berhasil mendapatkan dana hibah awal yang diserahkan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dengan total nilai seratus lima puluh juta rupiah.
Henriette Faergeman, Konselor Pertama Urusan Lingkungan, Aksi Iklim, dan Digital dari Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, mengatakan inovasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan perubahan iklim.
Baca juga: Penelitian Epson Ungkap Pencegahan Perubahan Iklim Jadi Fokus Utama Perhatian Global
"Inovasi juga merupakan aspek kunci dalam kebijakan Kesepakatan Hijau Uni Eropa. kami percaya inovasi (yang dihasilkan Climate Innovation League) sangat dibutuhkan untuk transformasi yang diperlukan masyarakat, dan menggerakkan aksi untuk transisi ekonomi hijau," katanya dalam keterangan yang diterima, Rabu (9/11/2022).
Pihaknya pun mengucapkan selamat kepada seluruh pemenang Climate Innovation League karena telah menunjukkan solusi inovatif dalam energi terbarukan, pengelolaan limbah, transportasi berkelanjutan, dan banyak bidang lainnya.
"Uni Eropa bangga menjadi bagian dari program ini dan akan terus mendorong inovasi untuk mempercepat transisi ekonomi hijau," katanya.
Sementara itu, Jonathan Davy, CEO Ecoxyztem, mengatakan pihaknya bangga melihat bagaimana para start up berkembang, mulai dari tahap mengikuti lokakarya hingga mampu mempresentasikan ide bisnisnya kepada calon investor dan kolaborator.
"Semoga ini menjadi jembatan kolaborasi antara startup dan industri dalam mempercepat laju transisi ekonomi hijau di Indonesia," katanya.
Program Climate Innovation League dilaksanakan oleh Ecoxyztem berkolaborasi dengan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan didukung EIT Climate-KIC.
Inisiatif utama Uni Eropa untuk melahirkan inovasi terkait perubahan iklim.
Program ini dirancang untuk mendukung startup dengan solusi bisnis lingkungan melalui lokakarya dan pendampingan oleh para profesional bisnis terkemuka antara lain Zero Waste Living Lab, 10x Impact, Grab, BRI Ventures, Gayo Capital, Schoters, Fliptech, Antler, Justika, EngageRocket, ReservoAir, dan Prospect Institute.
Sembilan finalistingkatearly stage dan sebelas finalis tingkat universitas dipilih dari lebih dari 120 startup yang mendaftar untuk berpartisipasi dalam Climate Innovation League.
Baca juga: WALHI: Pidato Wapres di COP27 Hanya Sampaikan Solusi Palsu Terhadap Perubahan Iklim
Setelah mengikuti program bimbingan, para finalis telah mengikuti proses penjurian pada Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa, Indonesia Circular Economy Forum, dan Green Future Festival yang diadakan di Jakarta selama bulan Oktober 2022.