Bjorka Bocorkan Data MyPertamina, Pakar Singgung Timsus: Sampai Saat Ini Kerjaannya Apa?
Pakar Digital Forensik, Pratama Persadha, mempertanyakan kinerja tim Satgasus Perlindungan data yang telah dibentuk untuk merespons aksi hacker Bjorka
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Hacker Bjorka kembali berulah, kali ini masyarakat disuguhkan lagi kasus kebocoran data aplikasi MyPertamina.
Bjorka sebelumnya telah aktif membocorkan dan menjual data penyelenggara sistem elektronik di Indonesia.
Diantaranya data di PLN, Indihome, data sim card, dan 105 juta data pemilih KPU, hingga data pribadi pejabat pemerintah.
Pakar Digital Forensik, Pratama Persadha, mempertanyakan kinerja tim Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Perlindungan data yang sebelumnya telah dibentuk merespons aksi hacker Bjorka.
Tim khusus tersebut terdiri dari dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), hingga Polri.
Baca juga: Bjorka Bocorkan Data MyPertamina, Pakar: Harus Dilakukan Audit dan Investigasi Digital Forensik
"Saya kemarin sempat menaruh harapan cukup tinggi pada Satgasus, karena sebelumnya susah mengumpulkan stakeholder siber ini susah sekali."
"Kalau sampai saat ini saya tidak ngerti kerjanya apa ya," kata Pratama dalam program Sapa Indonesia Malam, KompasTv, dikutip Tribunnews.com, Jumat (11/11/2022).
Pratama menilai, Satgasus yang telah dibentuk pemerintah ini salah mengambil langkah dalam mengatasi kejahatan siber di Indonesia khususnya pada kasus Bjorka.
Ia menganggap Satgasus lebih berfokus dalam mencari pelaku Bjorka dibanding memperkuat keamanan siber.
"Sayangnya ketika sudah dibentuk target utamannya adalah nyari Bjorka ini, yang akhirnya nyari di Cirebon, Madiun yang ternyata salah sama sekali bukan itu."
"Buktinya sekarang Bjorka masih leluasa lemar-lempar data curiannya itu," imbuhnya.
Menurut Pratama, seharusnya tim khusus melakukan assesement secara menyeluruh pada sistem siber yang ada di Indonesia terlebih dahulu.
Sehingga dapat memperkuat pertahanan keamanan siber di tanah air agar peretas tak mudah membobol dan mencuri data.
"Satgasus ini harusnya punya kekuatan untuk melakukan assesement secara menyeluruh sistem yang ada di Indonesia kementrian lembaga, pemerintah daerah pusat dan daerah untuk mengamankan dulu semuannya."
"Setelah itu aman, defense-nya bagus baru 'siapa nih yang macam-macam sama Indonesia' baru dikejar," jelas Pratama
44 Juta Data MyPertamina Bocor
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Bjorka kembali beraksi dengan menjual 44 juta data yang diklaim milik akun MyPertamina di forum Breached.
Berdasarkan situs Breached Forum, ukuran data yang dijual Bjorka sebesar 30GB dan bersumber dari data peretasan per November 2022.
Adapun data yang dijual berisikan sejumlah informasi meliputi nama, email, NIK, NPWP, nomor telepon, jenis kelamin, hingga pendapatan bulanan harian, bulanan, dan tahunan.
Dalam situs tersebut, Bjorka menuliskan bahwa MyPertamina adalah platform layanan finansial digital dari BUMN Pertamina yang terintegrasi dengan aplikasi LinkAja.
"Aplikasi ini digunakan untuk pembayaran nontunai saat mengisi bahan bakar minyak di SPBU," tulis Bjorka di laman forum jual beli Breached, dikutip pada Kamis (10/11/2022).
Sebanyak 44 juta data yang diklaim milik MyPertamina tersebut dijual dengan harga 25 ribu dolar AS atau setara Rp392 juta.
Transaksi hanya bisa dilakukan lewat bitcoin.
Bjorka turut serta melampirkan contoh data yang ia bocorkan tersebut.
Dari sampel data yang diberikan, berisi data transaksi pengguna.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Danang Triatmojo)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.