Guru Besar Unhas soal Jokowi Ajak Anggota G20 Akhiri Perang: Konsisten Dorong Perdamaian Dunia
Presiden Joko Widodo atau Jokowi disebut terus menunjukkan konsistensi dan ketegasannya dalam mendorong perdamaian dunia.
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi disebut terus menunjukkan konsistensi dan ketegasannya dalam mendorong perdamaian dunia.
Terbaru, di pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali, Presiden Jokowi kembali menyuarakan masalah itu dengan pernyataan tegas: “We Must End The War”.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Prof Maasba Magassing memuji sikap tegas Presiden Jokowi di forum KTT G20, yang mengajak negara-negara anggota G20 untuk mengakhiri perang.
“Ini good job untuk Jokowi dalam hal ini. Artinya ini merupakan hal yang baik di kepemimpinan Jokowi. Kita harus mengakui itu,” kata Prof Maasba kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).
Menurut Maasba, Indonesia sudah terlibat langsung dalam perdamaian dunia.
Itu terlihat dari keputusan Presiden Jokowi mengunjungi dua negara bertikai, Rusia dan Ukraina dan hal tersebut dilakukan oleh Presiden Jokowi sebagai amanah dari konstitusi negara.
“Secara konstitusi kita sudah terlibat dalam perdamaian dan ketertiban internasional. Indonesia sudah turut serta dan berupaya kesitu dan kita sudah menjadi presidensial, salah satu perhelatan dunia di tengah masalah dunia,” ucap dia.
Dikatakan Prof Maasba, Indonesia sebagai tuan rumah G20 menjadi isu utama adalah pemulihan ekonomi dan digitalisasi, kesehatan, dan perdamaian dunia (konflik Rusia-Ukraina.
Dalam hal ini, kata Prof Maasba, Presiden Rusia Vladimir Putin yang tidak sempat hadir dalam KTT G20 sudah melakukan kominikasi dengan Presiden Jokowi.
“Dari segi isu, kita tahu ada tiga isu utama mengenai kesehatan, kemudian pemulihan ekonomi dan digitalisasi. Tapi yang paling penting adalah pembahasan terkait konflik Ukraina dan Rusia,” ujar dia.
Baca juga: Rangkuman Hari Pertama dan Kedua KTT G20 di Bali
“Yang menjadi pertanyaan apakah tidak ada komunikasi antara Putin dan Jokowi. Saya juga menduga putin juga menghormati Jokowi sebagai salah satu pemimpin negara, sebagai pelaksana,” sambungnya.
Dijelaskan Prof Maasba, ketidakhadiran Presiden Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di KTT G20 adalah hal yang dapat dimaklumi, karena secara logika pemimpin satu negara tidak akan meninggalkan negaranya di saat sedang dalam perang.
“Keputusan ketidakhadirannya, saya dari awal sudah mengatakan jika seorang pemimpin jika di negaranya sedang ada konflik perang, maka dia tidak akan tinggalkan negaranya,” jelasnya.
Sebagai akademisi, lanjut Prof Maasba, dirinya membaca ada pergolakan batin yang sangat kuat oleh Presiden Putin dan Zalaenskiy.