PSSI Belum Beri Trauma Healing Korban Tragedi Kanjuruhan, KontraS: Retorika Saja
Kontras mengkritisi langkah PSSI yang tak kunjung mendirikan posko trauma healing bagi keluarga korban tragedi Kanjuruhan.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) mengkritisi langkah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang tak kunjung mendirikan posko trauma healing bagi keluarga korban tragedi Kanjuruhan.
Tim Gabungan Aremania yang juga Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan mengatakan rencana PSSI tersebut hanya retorika.
"Retorika saja Itu. Tidak ada (trauma healing), saya tidak tahu. Kayaknya tidak ada," kata Andy saat mendampingi keluarga korban tragedi Kanjuruhan di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/11/2022).
Andy menuturkan pemberian trauma healing kepada keluarga korban justru dilakukan Arema FC.
"Saya dengar Arema FC ada sedikit trauma healing, tapi saya belum tahu PSSI memberikan fasilitas trauma healing kepada teman-teman korban," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Exco PSSI Mayjen TNI (Purn) Sonhadji mengatakan PSSI akan mendirikan posko trauma healing di Malang pada Senin pekan depan.
Baca juga: Tagih Janji Jokowi, Keluarga Korban Tuntut Komnas HAM Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan
Posko tersebut, kata dia, merupakan respons PSSI menyikapi masukan Komnas HAM RI terkait Tragedi Kanjuruhan Malang.
Hal tersebut disampaikannya usai pengurus PSSI memberikan keterangan kepada Komnas HAM di kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat pada Kamis (13/10/2022).
"Termasuk atensi dari Komnas HAM tentang adanya trauma healing. Ini yang digarisbawahi oleh Komnas HAM," kata Sonhadji.
Baca juga: Survei Indikator: 55,5 Persen Publik Setuju Polisi Tersangkakan Ketua Umum PSSI di Kasus Kanjuruhan
"Dan respons dari PSSI insya Allah Senin depan akan dibuat trauma healing di Malang yang akan menangani masyarakat yang terdampak sampai dengan tenaga medis," sambung dia.
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi mengatakan pihaknya akan mengerahkan dokter dan psikiater di posko tersebut.
Posko tersebut, kata dia, juga ditujukan bagi para pemain sepakbola yang mengalami trauma.
"Nanti dari dokter-dokter dari PSSI," kata Yunus.