Haris Azhar Tak Yakin Partai Politik Bersih dari 'Bohir' di Pilpres 2024
Aktivis HAM, Haris Azhar tak meyakinkan jika partai politik (parpol) bersih dari pengaruh bohir atau pemilik modal pada pemilihan presiden 2024.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis HAM, Haris Azhar tak meyakinkan jika partai politik (parpol) bersih dari pengaruh bohir atau pemilik modal pada pemilihan presiden (pilpres) 2024.
"Saya mah enggak yakin (parpol bersih dari bohir)," kata Haris saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2022).
Haris juga merespons pernyataan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera soal perlawanan oligarki menjadi salah satu alasan deklarasi Koalisi Perubahan tertunda.
"Mudah-mudahan, kita anggap sebagai doa," ujar Haris.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah berbicara soal bergabungnya partai politik (parpol) jelang Pemilihan Umum (Pemilu) hingga Pilpres 2024.
Menurutnya, dalam bergabungnya partai politik jelang Pemilu itu tak lepas dari peran pemodal.
“Umumnya dalam pengalaman saya, maaf ini pengalaman 15 tahun mengikuti Pilpres, yang menyatukan partai politik itu memang bohir,” kata Fahri Hamzah dalam diskusi virtual bertajuk ‘Siapa Presiden dan Wapres Indonesia 2024’, Selasa (15/11/2022).
“Yang menyatukan partai politik itu adalah para pembayar. Karena kita tidak mengatur secara rigid tentang keuangan Pilpres,” ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa ‘bohir’ tersebut akan membuat keputusannya pada akhir 2023 mendatang, tepatnya pada Bulan September.
Sebab menurut dia, para ‘bohir’ tersebut tidak akan menentukan pilihannya saat ini.
“Ga ada bohir berani taro kartu sekarang, itu omong kosong bohong itu. Ga mungkin. Karena ini kaya main catur. Kamu menggerakan pion yang mana. Kamu menggerakan catur yang mana. Ga bisa dia taro dari sekarang,” tuturnya.
Faktor tersebut, lanjut dia, juga mempertimbangkan bahwa partai politik masih belum mendapat kepastian dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca juga: BNPT: Ada Potensi Munculnya Kelompok Radikal di Pemilu 2024
Selain itu, Fahri beranggapan bahwa jika ada parpol usung capres lebih dahulu maka dikhawatirkan ada sosok lain yang bisa mengalahkan capres yang lebih dahulu diusung.
“Bohirnya jadi tekor di depan. Ga bakalan mau. Jadi ini yang menyatukan. Terutama kalau partainya lebih dari satu, semakin banyak semakin kacau gitu ya, ya itu bohir,” katanya.
Fahri lantas menyinggung soal Pemilu lalu. Pada saat itu, kata dia, bohir turut berperan menentukan sosok capres hingga cawapres yang diusung maju di Pemilu.
“Si ini dianggap sanggup. Si ini ada yang membayar, begitulah. Si ini dianggap meyakini ini bisa melawan ini. Jadi kritik saya ini adalah kritik terhadap sistem bukan kritik terhadap figur,” tuturnya.