Rektor UT Sebut Pekerja Migran Indonesia Tetap Punya Kesempatan Raih Pendidikan di Perguruan Tinggi
Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat mengatakan para Pekerja Migran Indonesia tetap memiliki kesempatan meraih pendidikan di perguruan tinggi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat mengatakan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) tetap memiliki kesempatan meraih pendidikan di perguruan tinggi.
Ojat mengatakan tidak semua PMI sanggup menuntaskan studinya di perguruan tinggi karena menemui tantangan dan hambatan.
"Ini membuktikan bahwa anda adalah seorang pejuang, pekerja keras dan seseorang dengan kemampuan multitasking yang bisa membagi waktunya untuk bekerja, mengurus keluarga, dan di saat bersamaan juga harus kuliah di UT," ujar Ojat melalui keterangan tertulis, Minggu (20/11/2022).
UT mewisuda sebanyak 29 mahasiswa yang tinggal di Arab Saudi.
Baca juga: Fadel Muhammad: Pemerataan Pendidikan Hasilkan Generasi Bangsa Berkualitas
Prosesi wisuda ini sebagai bentuk perwujudan dukungan KJRI Jeddah Arab Saudi dan Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) UT.
Wisuda kali ini menjadi momentum penting bagi UT karena untuk pertama kalinya dapat dilaksanakan di Arab Saudi.
"Berbagai tantangan dan kendala sebagai pembelajar jarak jauh, apalagi ini di luar negeri, tentu banyak sekali hambatan yang harus diatasi dan itu sangat tidak mudah. Perjuangan yang sangat panjang dan melelahkan itu akhirnya pada saat ini Bapak dan Ibu dapat memetik hasilnya," tutur Ojat.
Lulusan yang mengikuti wisuda berjumlah 29 orang.
Mereka terdiri dari sejumlah program studi, yakni Ilmu Pemerintahan satu orang, Ilmu Administrasi Bisnis empat orang, Manajemen sembilan orang, Ilmu Komunikasi tujuh orang, Akuntansi satu orang, Pendidikan Ekonomi satu orang, Pendidikan Kewarganegaraan satu orang, dan Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan lima orang.
Ojat mengatakan, UT sejak awal didirikan 38 tahun lalu dihadirkan untuk menjawab tiga masalah besar yang dihadapi pemerintah. Yakni, pemerataan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat.
Kedua, pemberian kesempatan kepada orang bekerja untuk kuliah. Ketiga, meningkatkan akses pendidikan tinggi kepada lulusan SMA yang tidak tertampung di 44 perguruan tinggi pada saat itu.
"Dalam rangka menjawab masalah pemerataan akses pendidikan tinggi maka UT didirikan pemerintah sebagai jawabannya. Sebab hak meraih pendidikan tinggi harus bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat dan bangsa di mana pun berada," ucapnya.
Baca juga: Kemendikbudristek: Mahasiswa Jangan Hedonis Agar Tak Terjerat Pinjol
Dengan daya jangkau yang luas, yang didukung 39 Kantor UPBJJ-UT dan 1 Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri, UT optimistis mampu memperlebar sayap di luar negeri agar para PMI dapat bekerja sambil kuliah.
Harapannya, jumlah mahasiswa UT di luar negeri semakin tersebar melebihi kondisi pada tahun 2021 yang berada di 45 negara dan 91 kota di mancanegara.
Perlu disampaikan bahwa saat ini jumlah mahasiswa UT di luar negeri, mencapai 2.603 orang dan sebanyak 182 orang mahasiswa berada di Arab Saudi.
Jumlah mahasiswa tersebut rasanya masih sangat kecil, jika dibandingkan dengan data jumlah PMI yang berada di Arab Saudi.
"Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini, saya mengajak mahasiswa UT Arab Saudi yang sudah lulus dan mendapat kesempatan diwisuda pada hari ini, dapat mengajak teman-teman sesama PMI untuk kuliah di UT," pungkasnya.
Kegiatan wisuda UT di Arab Saudi juga dihadiri secara luring oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Arab Saudi Drs. Eko Hartono, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, Prof. Ali Muktiyanto, dan Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN-UT) Dr. Pardamean Daulay.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.