5 Fakta Muktamar Muhammadiyah di Solo, Digelar Hybrid hingga Penetapan Ketua Umum Baru
5 fakta Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Solo, mulai dari gunakan sistem hybrid hingga pemilihan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Penulis: Rifqah
Editor: Daryono
2. Muktamar Ke-3 di Solo
Muktamar ini pernah digelar sebanyak dua kali di Solo.
Pertama pada tahun 1929 pasca kepemimpinan K.H Ahmad Dahlan yakni Muktamar Muhammadiyah ke-18.
Dengan agenda yang dibahas meliputi perkembangan Islam di dunia internasional dan dakwah Muhammadiyah di berbagai bidang.
Kedua pada tahun 1985 pasca kepemimpinan Presiden Soeharto, Muktamar Muhammadiyah ke-41.
Sebelumnya muktamar pada masa tersebut rencana digelar pada tahun 1983, tetapi karena sedang ramai mengenai penerapan asas tunggal Pancasila oleh Pemerintahan Orde Baru, akhirnya diundur.
Kemudian Muktamar ketiga pada tahun 2022 ini juga diselenggarakan di Solo, meskipun juga sempat tertunda dua tahun karena pandemi.
3. Muktamar ke-12 Aisyiyah sebagai Ortom Muhammadiyah
Muktamar pertama kali Aisyiyah yang ke-37 sebagai organisasi ortom Muhammadiyah digelar pada tahun 1968 di Yogyakarta.
Pada Oktober 1966, Asiyiyah resmi ditetapkan sebagai organisasi ortom Muhammadiyah.
Dengan ditetapkannya Aisyiyah menjadi organisasi ortom Muhammadiyah tersebut, Aisyiyah berhak mengatur sendiri rumah tangganya.
Baca juga: Pesan dan Harapan Mardiono PPP di Acara Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah
4. Bahas Isu-isu Strategis
Muhammadiyah membahas beberapa isu strategis pada Mukatamar ke-48 ini.
Isu pertama mengenai aras keumatan yang membahas enam isu, yakni rezimentasi agama atau standarisasi pemahaman agama oleh pemerintah, kesalehan digital, persaudaraan antarsesama muslim, penguatan tata kelola akuntabilitas filantropi Islam, otentisitas moderasi sesuai al-Quran, dan agama yang mencerahkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.