Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

8 Puisi Hari Guru Nasional yang Diperingati 25 November, Cocok Dibagikan di Medsos

Untuk memeriahkan peringatan Hari Guru Nasional, berikut 8 puisi bertemakan Guru yang cocok untuk memeriahkan peringatan Hari Guru Nasional 2022.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in 8 Puisi Hari Guru Nasional yang Diperingati 25 November, Cocok Dibagikan di Medsos
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Sejumlah siswa SMP IT PAPB Semarang memperingati Hari Guru Nasional dengan memberikan buku kepada perwakilan guru di halaman sekolah, Kamis (25/11/21). Mendikbudristek, Nadiem Makarim memimpin peringatan Hari Guru Nasional, pada Kamis pagi. Ia menegaskan akan terus memperjuangkan kemerdekaan belajar demi kehidupan dan masa depan guru Indonesia yang lebih baik. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

Doamu adalah berkah tak bertepi

Jika ada yang bertanya pada kami

Siapa yang paling berjasa pada diri ini?

Maka namamu yang kan kusebut pertama kali

Karena ibu dan ayah adalah juga guru utama kami

6. Puisi Guru Karya Kahlil Gibran

Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata

BERITA TERKAIT

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain

7. Sang Pengabdi

(Oleh: Zaniza)

Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan

Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih Ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti.

8. Puisi Guru Karya Gus Mus

Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Ku lihat dia begitu kecil dan lugu

Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?

(Tribunnews.com/Latifah/Anugerah Tesa Aulia, Bobo.id, Kemenag.go.id)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas